Tafsir Surat Ali Imran Ayat 22

Yuk bagikan infonya...

Ali Imran :: Indeks Tema Ali Imran :: Daftar Surat :: Ibnu Katsir

Ali-‘Imran: 22

أُولَئِكَ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ

Terjemahan

Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.

Tafsir (Ibnu Katsir)

Tafsir Surat Ali-‘Imran: 22-26

Dan (ingatlah) hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik, “”Di manakah sembahan-sembahan kalian yang dahulu kalian katakan (sekutu-sekutu Kami)?”” Kemudian tiadalah fitnah mereka kecuali mengatakan, “”Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. Lihatlah, bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan) mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan) sumbatan telinganya.

Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, “”Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu. Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Quran, dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya; dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedangkan mereka tetap tidak menyadari. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman menceritakan keadaan orang-orang musyrik: Dan (ingatlah), di hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya. (Al-An’am: 22) Yakni pada hari kiamat nanti, lalu Allah menanyai mereka tentang berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang mereka sembah-sembah itu selain Allah, seraya berfirman: Di manakah sembahan-sembahan kalian yang dahulu kalian katakan (sekutu-sekutu Kami)? (Al-An’am: 22) Ayat ini sama dengan ayat lain yang terdapat dalam surat Al Qasas: Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata, “”Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian katakan? (Al-Qashash: 62) Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Kemudian tiadalah fitnah mereka. (Al-An’am: 23) Yakni alasan mereka.

Kecuali mengatakan, “”Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An’am: 23) Adh-Dhahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Kemudian tiadalah fitnah mereka. (Al-An’am: 23) Yakni hujjah mereka. Dan menurut ‘Atha’ Al-Khurrasani, dari Ibnu Abbas disebutkan alasan mereka. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah. Menurut Ibnu Juraij, dari Ibnu Abbas, disebutkan jawaban mereka. Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Adh-Dhahhak. ‘Atha’ Al-Khurrasani mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Kecuali mengatakan, “”Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An’am: 23) Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa tiadalah jawaban mereka ketika Kami menguji mereka, yakni alasan yang mereka kemukakan tentang kemusyrikan yang pernah mereka lakukan itu.

Kemudian tiadalah fitnah mereka. (Al-An’am: 23) Yakni cobaan mereka ketika mereka diuji. Kecuali mengatakan, “”Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An’am: 23) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Said Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Yahya Ar-Razi dari Amr ibnu Abu Qais, dari Mutarrif, dari Al-Minhal, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa ia pernah kedatangan seorang lelaki yang langsung bertanya kepadanya mengenai makna firman-Nya: Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An’am: 23) Ibnu Abbas menjawab, adapun mengenai firman-Nya: Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An’am: 23) Maka sesungguhnya mereka ketika melihat bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang shalat, maka mereka mengatakan, Marilah kita ingkari.”” Ketika mereka hendak mengingkarinya, maka Allah mengunci mulut mereka sehingga tidak dapat berbicara, dan tangan serta kaki merekalah yang bersaksi; mereka tidak dapat menyembunyikan suatu peristiwa pun dari Allah.

Maka apakah di dalam kalbumu sekarang masih terdapat sesuatu? Sesungguhnya tiada sesuatu pun dari Al-Qur’an melainkan diturunkan suatu keterangan mengenainya, tetapi kalian tidak mengerti takwilnya. Adh-Dhahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini berkenaan dengan orang-orang munafik. Tetapi pendapat ini masih perlu dipertimbangkan, mengingat ayat ini Makkiyyah, sedangkan orang-orang munafik baru ada dalam periode Madaniyyah, dan ayat yang diturunkan berkenaan dengan orang-orang munafik adalah dalam surat Al-Mujadilah, yaitu firman-Nya: (Ingatlah) hari (ketika) mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik). (Al-Mujadilah: 18), hingga akhir ayat.

Di dalam surat ini disebutkan pula hal yang berkenaan dengan mereka melalui firman-Nya: Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. (Al-An’am: 24) Ayat ini semakna dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya: Kemudian dikatakan kepada mereka, “”Manakah berhala-berhala yang selalu kalian persekutukan, (yang kalian sembah) selain Allah?”” Mereka menjawab, “”Mereka telah hilang lenyap dari kami. (Al-Mumin: 73-74), hingga akhir ayat.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. (Al-An’am: 25) Yakni mereka berdatangan untuk mendengarkan bacaanmu, tetapi hal itu tidak ada manfaatnya barang sedikit pun bagi mereka, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah meletakkan tutupan di atas hati mereka hingga mereka tidak dapat memahami Al-Qur’an. Dan Allah meletakkan sumbatan pada telinga mereka sehingga mereka tidak dapat mendengarkan hal yang bermanfaat bagi diri mereka, seperti yang diungkapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam ayat lainnya: Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan. (Al-Baqarah: 171), hingga akhir ayat.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. (Al-An’am: 25) Yakni walaupun mereka telah melihat ayat-ayat, dalil-dalil, hujjah-hujjah yang jelas, dan bukti-bukti yang nyata, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Mereka sama sekali tidak mempunyai pemahaman dan tidak mempunyai kesadaran. Perihalnya sama seperti yang diungkapkan oleh firman-Nya: Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. (Al-Anfal: 23) Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu. (Al-An’am: 25) Yakni menentangmu dan membantah kebenaranmu dengan kebatilan.

Orang-orang kafir itu berkata, “”Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu. (Al-An’am: 25) Yakni tiada lain yang kamu bawa ini hanyalah diambil dari kitab-kitab orang-orang yang terdahulu dan dinukil dari mereka. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: mereka sendiri menjauhkan diri darinya. (Al-An’am: 26) Sehubungan dengan makna lafal yanhauna ‘anhu, ada dua pendapat: Pendapat pertama mengatakan, makna yang dimaksud ialah mereka melarang orang lain mengikuti kebenaran, membenarkan Rasul, dan taat kepada Al-Qur’an.

Dan makna yan auna anhu yakni menjauhkan mereka dari Al-Qur’an. Dengan demikian, berarti mereka menggabungkan dua perbuatan yang kedua-duanya buruk, yakni mereka tidak mau mengambil manfaat dan tidak menyeru seorang pun untuk mengambil manfaat. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur’an. (Al-An’am: 26) Yakni mereka menjauhkan manusia dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mereka tidak beriman kepadanya. Muhammad ibnul Hanafiyyah mengatakan, dahulu orang-orang kafir Quraisy tidak pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melarang orang lain untuk mendatanginya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah, Mujahid, Adh-Dhahhak, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Pendapat inilah yang lebih jelas (lebih kuat) dan yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Pendapat kedua diriwayatkan oleh Sufyan Ats-Tsauri, dari Habib Ibnu Abu Sabit, dari orang yang pernah mendengarnya dari Ibnu Abbas yang mengatakan sehubunean dengan firman-Nya: Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al-Qur’an. (Al-An’am: 26) Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Thalib, ia melarang orang-orang mengganggu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Qasim ibnu Mukhaimirah, Habib ibnu Abu Sabit, ‘Atha’ ibnu Dinar, dan lain-lainnya, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Thalib.

Sa’id ibnu Abu Hilal mengatakan, ayat ini diturunkan berkenaan dengan semua paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berjumlah sepuluh orang. Mereka adalah orang-orang yang paling keras dalam membela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara terang-terangan, juga orang-orang yang paling keras dalam memusuhi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara diam-diam. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim. Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka melarang (orang lain) darinya. (Al-An’am: 26) Yaitu mereka melarang orang-orang membunuhnya (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam). dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya. (Al-An’am: 26) Yakni menjauhkan diri darinya. dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak menyadari. (Al-An’am: 26) Artinya, tiadalah yang mereka binasakan dengan perbuatan itu melainkan diri mereka sendiri; dan tiadalah akibatnya kecuali menimpa mereka, sedangkan mereka tidak menyadari.

Sumber : learn-quran.co

Ali Imran :: Indeks Tema Ali Imran :: Daftar Surat :: Ibnu Katsir

Ayo bagikan sebagai sedekah…


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

BUKU TES TNI POLRI AKMIL AKPOL 2024
Hello. Add your message here.