3 Mentalitas Miskin Ini yang Akan Bikin Kita Kere dan Nestapa Selamanya

Yuk bagikan infonya...

miskin

Ilustrasi / Google

Kenapa kebanyakan orang belum sanggup meraih kemakmuran seperti yang diharapkan? Mungkin karena diam-diam ada mentalitas miskin yang bersemayam dibalik relung jiwa kita.

Sejenis mentalitas yang tanpa kita sadari mensabotase jalan pikiran kita untuk meraih kemakmuran. Jalan pikiran yang justru terus menuntun kita tersesat dalam hidup yang kere dan nestapa.

Ada tiga jenis mentalitas miskin yang layak kita kenang. Apa saja itu? Kita akan bedah tuntas dan renyah kali ini.

Jejak mentalitas miskin ini sejatinya dipicu oleh sejumlah komentar atas tulisan saya dulu yang bertajuk : Bagaimana Mempunyai Saldo Tabungan 1M Sebelum Usia 35 tahun?

Seperti biasa, artikel itu saya share di laman Facebook Page Blog Strategi + Manajemen. Dan seperti biasa, ada muncul beragam komentar.

Ada sejumlah komentar negatif nan kelam yang sejatinya mencerminkan mentalitas miskin (dan persis itulah yang mungkin membuat mereka tidak pernah bisa jadi kaya).

Dari komen-komen itu, ada 3 kategori mentalitas miskin yang layak kita kenang. Mari kita jelajahi satu demi satu.

Mentalitas Miskin # 1 : Pola Pikir Instan dan Tidak Respek sama Proses

Salah satu komentar terhadap tulisan itu seperti ini : Mau punya 1M sebelum usia 35 tahun? Gampang, korupsi saja….

Komentar semacam itu amat kelam, dan menunjukkan otak komentatornya sudah sukses “di-brainwash” oleh media.

Media memang suka menjual berita negatif, dan impaknya amat tragis : banyak orang lalu merasa hanya bisa kaya kalau korupsi. Betapa muramnya.

(Itulah kenapa sejak 7 tahun saya tidak pernah menonton berita televisi, sebab memang isinya acap hanya sampah dan berita negatif yang membunuh optimisme kita).

Lebih dari itu : orang yang dengan mudah bilang kalau mau kaya, lakukan korupsi itu benar-benar telah terjebak dalam pola pikir instan yang kelam. Orang seperti ini abai dengan fakta begitu banyak jutaan anak muda yang kaya karena usaha keringat mereka sendiri.

Blog ini sudah sangat sering menulis cerita tentang anak-anak muda yang berbisnis dengan profit puluhan bahkan ratusan juta per tahun, atau ada anak lulusan SMP dan STM yang mengubah nasib dengan kekuatan internet dan kreativitas. Dengan proses yang gigih dan berdarah-darah.

Media katrok dan orang-orang yang bodoh akan dengan mudah bilang kalau mau kaya, korupsi saja. Ini jenis mentalitas miskin yang semiskin-miskinnya.

Orang yang komen seperti itu punya pikiran instan dan kemungkinan besar memang tidak pernah bisa makmur sepanjang hidupnya. Orang yang komen seperti itu memang amat layak kere untuk selamanya.

Mentalitas Miskisn # 2 : Kepercayaan Diri dan Optimismenya Level Kere

Komentar lain yang muncul atas artikel itu adalah seperti ini : Punya tabungan 1M? Jangan menghayal dan melamun, nanti malah gila.

Komentar seperti itu yang jangan-jangan membuat negeri Indonesia terpuruk dan terjajah ratusan tahun. Sebab mentalitas penduduknya memang kere.

Look. Otak kita itu harganya triliunan, bahkan priceless. Dengan kekuatan otak yang maha dahsyat ini kita bisa mengubah nasib dan merajut kemakmuran yang amat masif.

Langsung bilang wah jangan menghayal bro, adalah statement yang benar-benar menghina kekuatan otak yang Anda miliki.

(Maka wajar kalau dalam sebuah pameran neurology science, replika otak orang Indonesia harganya paling mahal sedunia. Sebab jarang dipakai. Jadi masih entreyen dan mulus).

What you think is what you get.

Jika Anda memang selama ini membayangkan punya tabungan 1M itu hanyalah khayalan dan lamunan palsu, ya dalam kenyataannya Anda tidak akan pernah meraihnya.

Jangan pernah takut untuk bermimpi. Dan jangan pernah ragukan potensi kekuatan otakmu untuk mengubah jalan hidup.

Jika membaca judul Bagaimana Punya Tabungan 1M Sebelum Usia 35 tahun, langsung hati kecil Anda bilang : wah ndak mungkin – itu artinya, Anda sudah menulis sejarah kelam Anda masa depan.

Pesismisme, rasa tidak percaya diri dan keraguan akan sukses membunuh masa depanmu dengan sempurna.

Itulah mentalitas miskin yang diam-diam bersemayam dalam jutaan anak manusia. Dan itulah mentalitas yang membuat jutaan anak muda gagal jadi orang kaya dan makmur.

Mentalitas Miskin # 3 : Filosofi Hidup yang Salah Kaprah

Komentar berikutnya yang juga amat sering muncul adalah seperti ini : wah, ngapain kumpulin harta 1M, toh kekayaan tidak akan dibawa mati. Lebih baik ibadah saja.

Hmm. Kalimat yang kelihatannya indah, namun secara filosofis ada sejumlah problem didalamnya.

Mengatakan kekayaan tidak akan dibawa mati adalah statement yang agak naif : menganggap semua harta adalah hanya untuk foya-foya.

Kekayaan akan Anda bawa hingga mati jika Anda gunakan untuk membangun mesjid dan perpustakaan gratis, membiayai sekolah ratusan anak yatim sekolah atau untuk membiayai umroh sanak saudara dan kerabat. Atau membiayai biaya kesehatan orang tua dan biaya sekolah adik-adik kita.

Komentar seperti diatas juga mendikotomikan kekayaan dan religiusitas : seolah-olah jika jadi kaya kita ndak akan rajin ibadah. Betapa ngawurnya.

Faktanya, mesjid-mesjid di sejumlah perumahan mewah justru selalu ramai saat sholat Subuh (bahkan jika bukan dalam bulan Ramadhan).

Saya malah punya keyakinan : semakin Anda kaya, Anda justru akan makin religius dan rajin ibadah.

Yang kelam adalah seperti ini : sudah gajinya sekelas UMR, lalu ndak pernah sholat Subuh di Mesjid. Namun sok komentar, ngapain kaya, banyakin ibadah saja mas.

(Haduh le, le kapan sampeyan sugihe nek koyo ngono terus).

Mungkin komentar sok mulia nan religius itu sekedar untuk menutupi ketidakmampuannya mengubah nasib menjadi manusia yang lebih makmur. Supaya jadi nampak lebih keren, dia gunakan komen seperti diatas.

Kenapa harus mengkontradiksikan kekayaan dan sikap ibadah : seolah-olah kalau kaya tidak rajin ibadah, dan kalau hidup miskin pasti soleh. Sebuah asumsi yang amat keliru. Dan kita tahu : kemiskinan itu justru mendekatkan kita pada kekufuran.

Mentalitas miskin itu mestinya kita ubah jadi mentalitas kaya : selalu percaya bahwa Tuhan itu Maha Kaya, dan mencari rezeki yang barokah demi manfaat bersama adalah juga jalan ibadah yang mulia.

DEMIKIANLAH, tiga jenis mentalitas miskin yang diam-diam sering membayang dalam jiwa kita. Renungkan tiga jenis mentalitas miskin itu : apakah selama ini Anda terperangkap didalamnya.

Be grateful. Be kind. Be richer.

Oleh : Yodhia Antariksa (strategimanajemen.net)

Ayo bagikan sebagai sedekah…


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Formasi CPNS untuk SMA Di 8 Instansi Pemerintah
Hello. Add your message here.