4 Kunci Sukses Berbisnis dari Erick Thohir

Yuk bagikan infonya...

mengintip-nasib-viva-sepeninggal-bos-inter-milanerick-thohir

Punya bisnis makanan hingga mampu membeli klub sepak bola nomor satu di dunia, Erick Thohir layak banget kamu jadikan inspirasi buat belajar bisnis.

Erick merupakan putra dari almarhum Mochammad (Teddy) Thohir, salah seorang pemilik Astra International Tbk. Sebagai anak orang kaya, Erick gak lantas terlena dengan harta orangtuanya. Dia malah ikut terjun membantu orangtuanya mengembangkan gurita bisnis.

Nama Erick emang jauh lebih dikenal ketimbang Garibaldi alias Boy, kakaknya. Padahal, Boy saat ini menduduki posisi orang terkaya di Indonesia urutan ke-23.

Hal itu cukup wajar karena Erick terjun di ranah media dan punya klub sepak bola. Tahu sendiri kan seberapa cinta orang Indonesia sama bola.

Dari bisnis Makanan hingga media

Erick diwarisi restoran Hanamasa dan Pronto oleh sang ayah. Tapi dia lantas gak puas dengan menjalankan satu bisnis aja. Lulusan National University California ini akhirnya mengembangkan sayap dengan mendirikan grup media bernama Mahaka Group.

Dari Mahaka, dia pun membeli Republika, sebuah surat kabar bernuansa Islam terbesar di Indonesia. Salah satu alasan Erick membeli media itu lantaran dia adalah seorang yang paham soal advertising dan komunikasi.

Setelah Republika, dia pun meluncurkan Jak TV, 98,7 Gen FM, dan 101 Jak FM. Pada 2011, dia bersama Anindya Bakrie menjadi co-owner dari TvOne dan Viva. Sementara itu di tahun 2014, Erick jadi Presiden Direktur ANTV.

Anak bangsa pemilik klub sepak bola internasional

Ambisi bisnis Erick tampaknya gak berhenti di media aja. Dia pun mengembangkan sayap ke dunia olahraga dengan membeli klub olahraga di luar negeri. Di tahun 2011, dia bergabung dalam konsorsium buat membeli klub basket Philadelphia 76ers. Asal kamu tahu nih, di dalam konsorsium itu ada Will Smith dan juga istrinya lho!

Gak cuma basket, di sepak bola pun Thohir membeli 70 persen saham Inter Milan dari Massimo Moratti pada 2013.Dia pun resmi jadi Presiden Inter Milan, menggantikan Massimo Moratti.

Erick punya empat pondasi yang  harus dimiliki para pebisnis jika pengin sukses. Soal pondasi bisnis itu dia jelaskan ketika berbicara di Investor Summit di Surabaya, Kamis, 31 Oktober 2013. Pengin tahu apa aja? Yuk simak.

1. Passion

belajar bisnis
Ikuti passionmu pasti sukses deh kalau serius (Kompas)

Pondasi pertama adalah passion. Siapa pun di dunia ini, termasuk kamu, tentu memiliki passion atau kesukaan. Mustahil dong kalau gak ada yang kamu sukai sama sekali di dunia ini?

Nah passion itu bakal menjadi pondasi di mana bisnismu bakal membuahkan hasil yang maksimal.

Erick mengaku bahwa dirinya cukup menyukai media, hiburan, dan olahraga. Oleh karena itu, bisnisnya ya gak jauh-jauh dari tiga hal itu.

Asal kamu tahu nih, Erick juga benar-benar totalitas dalam usahanya. Dia sampai rela menjual koleksi-koleksinya demi menyelamatkan bisnisnya di tahun 2006 yang mengalami guncangan.

Sementara itu terkait Inter Milan, Erick emang nekat melakukan investasi besar-besaran lantaran dia emang suka sama sepak bola dan dia paham kalau pemasukan Inter bakal gede banget. Oleh karena itu dia berani mengambil risiko.  

2. Fokus

belajar bisnis
Suka bola? Ya sudah fokus saja ke sana. Jadi pemilik klub bola sekalian (Kompas)

Buat yang belajar bisnis, kamu juga harus belajar buat bisa fokus. Terutama fokus dalam hal berbisnis dan tren-tren terkini.

Di mana pun juga, pebisnis harus mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Di era perkembangan informasi, Internet jadi salah satu senjata buat menopang bisnis. Oleh karena itu salah besar kalau pengusaha gak tanggap dalam memanfaatkan tren ini.

Ketika mereka mengabaikan digitalisasi dan memilih jalur bisnis konservatif pada umumnya, maka jangan salahkan siapa-siapa kalau gak berhasil di kemudian hari.

3. Upgrade kemampuan

belajar bisnis
Kemampuan memang harus diupgrade sampai kapanpun juga (Merdeka)

Gak cuma mahasiswa yang harus upgrade kemampuan biar bisa lulus. Pengusaha pun harus melakukan hal itu. Poin ketiga mungkin erat kaitannya dengan poin kedua, yaitu mengenai fokus dan adaptasi.

Tapi, fokus dan adaptasi aja gak bakalan cukup tanpa sebuah upaya buat mempelajari sesuatu hingga benar-benar ngelotok. Salah besar deh pokoknya ketika sebagai pengusaha, kamu merasa cepat puas dengan hasil yang ada. Kenapa?

“Kalau cepat puas, saya berada di titik kejatuhan. Meski udah kaya, saya tetap upgrade kemampuan,” ujar Erick.

Buat yang lagi belajar bisnis, mungkin kamu harus sadar dulu deh bahwa apa yang kamu pelajari saat ini belum ada apa-apanya. Masih ada jutaan hal yang belum kamu pelajari.

Soal belajar bisnis itu sendiri bisa dilakukan seiring dengan menjalankan bisnismu. Gak perlu harus lulus S2 ekonomi di luar negeri dulu kok biar bisa sukses kayak pengusaha-pengusaha kaya.

Belajar bisa di mana aja, lewat Internet pun bisa kan.

4. Network

belajar bisnis
Erick Thohir dan Moratti (Republika)

Pondasi terakhir adalah network alias jaringan. Bagi Erick, jika seorang pengusaha pengin mengembangkan usahanya, maka dia butuh jaringan yang luas.

Persaingan di dunia bisnis emang berlangsung sengit dan juga cepat banget. Oleh karena itulah, pengusaha tentu butuh jaringan yang kuat buat membantu usahanya berkembang.

Bener banget kan. Coba perhatikan, gimana caranya Erick Thohir beli Inter Milan kalau dia sendiri gak punya kenalan? Minimal dia harus kenal seseorang yang bisa mengenalkan dia ke Massimo Moratti.

Membangun jaringan tentu aja gak muda. Kalau itu gampang ya semua orang tentu bisa melakukannya. Namun di sisi lain jangan pandang hal itu jadi suatu hal yang menyulitkan. Kamu bisa mewujudkannya dengan bergabung dalam asosisasi pengusaha.

Belajar bisnis harus diiringi dengan praktik

Teori bisnis emang bisa dipelajari lewat mata kuliah di kampus. Tapi buat jadi pebisnis sukses, kamu tentu harus terjun langsung ke dunianya.

Terjun ke bisnis bukan perkara gampang. Gak banyak orang yang bisa melakukan hal ini lantaran takut rugi. Alhasil dia gak pernah mencoba sama sekali dan gagal jadi pengusaha.

Padahal, kerugian yang kamu alami juga menjadi bagian dari pembelajaran lho. Biar di kemudian hari kamu bisa tampil dengan strategi jitu soal bisnis.

Jika kamu aja malas belajar bisnis dan adaptasi sama perkembangan zaman, maka jangan salahin siapa-siapa kalau bisnismu gitu-gitu aja. Mending stagnan deh. Soalnya kalau sampai bangkrut ya kamu sendiri yang bakal rugi.

Sumber : moneysmart.id

Artikel Pilihan

Ayo bagikan sebagai sedekah…


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

Formasi CPNS untuk SMA Di 8 Instansi Pemerintah
Hello. Add your message here.