The 9 Golden Habits for Brighter Muslim, Membiasakan Amalan Hebat untuk Kesuksesan dan Kegemilangan

Yuk bagikan infonya...

(Gramedia.com)

The 9 Golden Habits for Brighter Muslim (2017) berisi tentang 9 kebiasaan amalan yang bisa mengantarkan Anda menuju kesuksesan dan kegemilangan sebagai seorang muslim. Dalam buku ini, Anda akan mempelajari beberapa amalan hebat untuk meraih keberhasilan dalam menjalani kehidupan.

Siapa penulis buku ini? 

DR. H. Agus Sukaca, M.Kes adalah Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 2010-2015. Ia memiliki latar belakang pendidikan Pondok Pabelan Magelang (1976), SMA Muhammadiyah I Yogyakarta (1981), S1(1988) dan S2(2000) di Fakultas Kedokteran UGM.

Ia juga pernah menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Timur (2007-2012) dan Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Bantul (2011-2012).

Untuk siapa buku ini?

  • Muslimin dan muslimah yang berniat melakukan self improvement, baik itu karyawan, mahasiswa, praktisi, akademisi, pemimpin, maupun orang tua.
  • Siapa saja yang tertarik dengan Islam dan ingin membiasakan 9 amalan hebat untuk kesuksesan dan kegemilangan.

Amalan-amalan yang bisa menuntun Anda menjadi muslim sejati

Menjadi pribadi muslim sejati adalah dambaan semua muslim. Anda bisa menjalaninya dengan melakukan 9 amalan hebat untuk menuju kesuksesan dan kegemilangan dalam menjalani kehidupan.

Adapun 9 amalan yang menjadi kebiasaan emas muslim sejati, adalah shalat, puasa sunnah, zakat, infak, dan sedekah, beradab islami, tadarus Al-Qur’an, membaca setiap hari, menghadiri pengajiaan, berjemaan dan berorganisasi, dan berpikir positif.

Hal-hal menarik yang akan Anda temukan dalam pimtar ini antara lain :

  • mengapa seorang muslim perlu melakukan power of planning;
  • apa karakter dalam proses pembentukan kebiasaan;
  • kenapa perlu mengamalkan 9 kebiasaan emas;
  • bagaimana mengevaluasi kebiasaan yang Anda lakukan; dan
  • bagaimana menjadikan the 9 Golden Habits sebagai amalan keluarga.

Gen-gen Anda dilengkapi dengan tombol nyala padam yang dapat mengubah fungsi gen, dimana apabila Anda menyalakan banyak gen positif maka menjadikan Anda positif, sebaliknya jika membiarkan gen negatif yang menyala, maka bisa membuat Anda menjadi orang negatif.

Menurut teori Operon, ada gen struktural yang membentuk protein dan gen regulator yang menyalakan atau memadamkan gen tersebut, di manamekanisme nyala-padam dipengaruhi oleh lingkungan, pikiran, dan sikap mental.

Nah, citra seperti apa yang Anda inginkan? Memiliki citra seperti kebanyakan orang di lingkungan Anda, dibentuk oleh lingkungan; Atau tidak membiarkan diri Anda dibentuk oleh lingkungan.

Orang-orang sukses dalam bidang apapun, mengetahui apa yang mereka mau, memiliki tujuan dan rencana yang jelas untuk mencapainya, serta bekerja sungguh-sungguh meraihnya. Mereka mampu memilih lingkungan yang sesuai dan mendukungnya mencapai tujuan.

Oleh sebab itu, apabila Anda bertujuan untuk menjadi sukses, segera rumuskan tujuan anda dan tuliskan!

Tujuan Anda akan mengaktifkan area kecil dalam otak yang disebut Reticular Activating System (RAS) yan memungkinkan Anda fokus dalam mencapai tujuan dan secara bawah sadar menyaring hal-hal yang tidak penting bagi Anda.

RAS mempengaruhi pikiran dan kemudian pikiran akan mempengaruhi kerja sistem tubuh Anda. Dengan mengaktifkan RAS Anda, maka Anda akan terus melangkah menyusuri jalan menuju tujuan itu sampai akhirnya tercapai.

Informasi positif yang terus-menerus masuk ke dalam memori seseorang akan menghasilkan keyakinan dan mindset positif.

Anda seharusnya memilih dalam melihat, mendengar dan merasakan hal-hal posiif dengan membaca Al-Qur’an, hadis dan buku-buku positif, menonton hanya tontonan positif, mendengar hanya siaran positif, bersahabat hanya dengan orang-orang positif.

“Perkara orang mukmin itu mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin:  Bila mendapatkan kemudahan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila mendapatkan kesulitan, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.” ~ HR. Abdurrahman bin Abu Laila dari Shuhaib 

Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang tanpa dipikir-pikir lagi, di mana pusat kendalinya berada dalam memori tersirat. Terdapat ahli yang menyatakan bahwa amalan agar menjadi sebuah kebiasaan maka harus dilakukan pengulangan minimal sembilan puluh hari berturut-turut.

Intensitas dan frekuensi yang tinggi dari pengulangan tersebut akan ditanggapi oleh otak dengan perubahan kimiawi dan anatomis pada bagian otak tertentu. Karakter kebiasaan baik adalah sulit dibangun dibandingkan dengan kebiasaan buruk.

Enam tahapan membentuk kebiasaan menurut Dr.Ibrahim Elfiky dalam bukunya Quwwatut Tafkir:Pertama, Berpikir.Pada tahapan ini seseorang memikirkan sesuatu, memberi perhatian, dan berkonsentrasi padanya.

Misalnya, saat membaca hadist nabi yang  memerintahkan membaca Al-Qur’an selama sebulan, maka Anda berpikir untuk mengamalkannya kemudian. Selanjutnya Anda bertekad untuk mencari cara bagaimana mengamalkannya yang diimplementasikan oleh Anda dengan membaca Al-Qur’an setiap selesai shalat tahajud dan shalat maghrib sebanyak satu juz per hari.

Kedua, Perekaman. Pada saat Anda memikirkan sesuatu, otak merekam. Pada tahapan ini adalah tahapan sederhana ketika seseorang dapat menjauhinya dan menutup file jika menghendaki.

Ketiga, Pelaksanaan.Pada tahapan ini,Anda akan melakukan kegiatan sesuai yang Anda pikirkan, misalnya Anda melaksanakan kegiatan membaca Al-Qur’an setiap selesai shalat Tahajud dan shalat Maghrib masing-masing setengah juz.

Keempat, Penyimpanan. Pengalaman Anda direkam oleh otak dan disimpan dalam file. Misalnya, pengalaman Anda saat membaca Al-Qur’an setelah selesai shalat Tahajud dan Maghrib direkam dan disimpan otak dimana kemudian otak membuat asosiasi antara waktu selesai shalat shubuh dan maghrib dengan membaca Al-Qur’an.

Kelima, Pengulangan. Setiap Anda mengulang sebuah aktivitas, pikiran menjadi semakin kuat. Pengulangan berkali-kali akan menggeser penyimpanan file ke memori bawah sadar.

Misalnya, setiap Anda mengulang aktivitas membaca Al-Qur’an sehabis shalat Tahajud dan Maghrib, pikiran yang menghubungkan kedua aktivitas tersebut juga semakin kuat. Pada saat itu, melepaskan diri dari membaca Al-Qur’an pada kedua waktu tersebut menjadi semakin sulit.

Keenam, Kebiasaan. Apabila pengulangan dan tahapan di atas dilalui dan disertai dengan akal yang meyakini kebiasaan sebagai bagian terpenting, maka ia akan memperlakukannya seperti bernapas, makan, minum, atau kebiasaan lain yang mengakar kuat.

“Laksanakanlah oleh kalian amalan semampu kalian, sesungguhnya sebaik-baik amalan adalah yang dikerjakan terus-menerus (menjadi kebiasaan) meskipun sedikit.” ~ HR. Ibnu Majah 

Visi menjadi pribadi muslim sejati bisa Anda tempuh melalui dua langkah: Pertama,menetapkan dan melaksanakan misi pribadi seperti; Menegakkan tauhid yang murni kepada diri sendiri; Belajar, memajukan, dan mendakwahkan ajaran Islam yang bersumber pada AL-Qur’an dan As-Sunnah Al-Maqbulah; Dan, mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Kemudian, langkah kedua dengan membangun kebiasaan-kebiasaan pribadi yang menjadi pilar-pilar pembentukan pribadi Muslim yang sebenar-benarnya.

Adapun 9 kebiasaan emas yang sebaiknya Anda amalkan dalam upaya membangun kebiasaan menjadi pribadi muslim sejati, yaitu:

  1. Tertib shalat
  2. Tertib puasa sunnah
  3. Tertib zakat, infak, dan sedekah (ZIS), lebih dari atau sama dengan 2,5 % dari total penghasilan
  4. Tertib adab
  5. Tertib tadarus Al-Qur’an
  6. Tertib membaca (lebih dari atau sama dengan 1 jam sehari)
  7. Tertib menghadiri taklim atau pengajian (lebih dari atau sama dengan 1 kali seminggu)
  8. Tertib berjamaan dan berorganisasi
  9. Berpikir positif

Adapun cara mengamalkannya bisa dilakukan melalui beberapa tahapan. Misalnya, membiasakan untuk tertib puasa sunnah:

Tahap Berpikir dan Perekaman.Untuk permulaan, pikirkan bahwa Anda akan rutin melaksanakan puasa sunnah tiga hari dalam sebulan (atau Senin-Kamis, atau seperti puasanya nabi Daud a.s, sesuai pilihan Anda).

Kemudian buatlah komitmen, lalu tulislah: ‘ Saya senantiasa melaksanakan puasa tiga hari dalam sebulan (atau Senin-Kamis, atau seperti puasa Nabi Daud a.s).” Kemudian beritahukan kepada orang-orang yang anda cintai bahwa anda sedang memulai kebiasaan puasa sunah dan mintalah dukungan mereka.

Otak Anda akan merekam dan membuka file-file sejenis dan menghubungkan dengan pikiran-pikiran lain yang sejenis atau yang dinilai bermanfaat baginya. Lalu buatlah catatan kapan Anda harus berpuasa. Sebelum tidur pada hari H puasa, niatlah berpuasa sunnah dan rencanakan makan sahur.

Tahap Pelaksanaan. Bangunlah saat sepertiga malam terakhir pada hari H, laksanakan shalat tahajud dan makan sahur bersama anggota keluarga yang berpuasa. Selanjutnya Anda berpuasa dan berbuka setelah waktu maghrib tiba.

Tahap Penyimpanan. Pengalaman Anda melaksanakan puasa sunah akan direkam oleh otak dan disiman dalam file. Otak kemudian membuat asosiasi antara jadwal berpuasa dan persiapan serta pelaksanaan berpuasa.

Tahap Pengulangan. Setiap Anda mengulang puasa, pikiran akan semakin kuat. Hubungan antara jadwal puasa dengan persiapan serta pelaksanaan puasa juga semakin kuat sehingga menjelang hari H, otak segera menghadirkan file puasa.

Pengulangan rutinitas seperti berniat puasa sebelum tidur, bangun untuk shalat tahajud, dan makan sahur serta berpuasa sepanjang hari akan menggeser penyimpanan file ke memori bawah sadar.

Tahap Kebiasaan. Pengulangan yang berkelanjutan beserta tahapan-tahapan di atas telah dilalui, maka pikiran meyakini bahwa kebiasaan berpuasa sunnah yang dipilih merupakan bagian tpenting dari perilakunya. Akibatnya, ia akan memperlakukannya seperti bernapas, makan, minum, atau kebiasaan lain yang mengakar kuat.

Salah satu upaya untuk mewujudkan ‘9 golden habits’ adalah selalu memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaannya.

Setiap hari menjelang tidur hendaknya Anda melakukan evaluasi, memperhatikan perjalanan hidup dari apa yang telah Anda lakukan seharian dan mengisi lembar monev yang tertera pada buku.

Lembar tersebut diisi secara rutin hingga Anda telah melakukannya tanpa berpikir lagi. Anda bisa mengggunakan metode skor, dengan skor ideal adalah 10.

Kemudian, buatlah komitmen untuk menyelesaikan skor ideal hingga 9 kali berturut-turut, sehingga Anda akan mendapatkan hasil evaluasi yang bisa mendorong Anda untuk mewujudkan ‘9 golden habits’.

Dengan menjadikan 9 habits sebagai amalan-amalan keluarga, kontinuitas akan terjamin. Oleh sebab itu beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya adalah dengan cara sebagai berikut:

Pertama, setiap waktu sholat, pastikan Anda mengajak seluruh anggota keluarga pergi ke masjid untuk melakukan shalat berjamaah.

Kedua, setiap senin kamis, Anda mengajak semua anggota keluarga yang telah baligh untuk berpuasa.

Ketiga, istri selaku bendahara rumah tangga, menghitung penghasilan yang diperoleh keluarga dan menyisihkan 2,5% dari total penghasilan keluarga untuk zakat, infak, sadaqah.

Kemudian, keempat adalah adab selama di rumah dipimpin sehingga semua beradab islami. Sedangkan kelima, Anda bisa mengajak semua orang mengaji/bertadarus setiap ba’da maghrib.

Lalu keenam, mengajak setiap anggota keluarga belajar/membaca setiap ba’da Isya hinga pukul 21.30. Ketujuh, ajak setiap anggota keluarga rutin mengikuti pengajian.

Kedelapan, mengajak setiap anggota keluarga berjuang melalui organisasi yang sesuai bidangnya masing-masing. Dan terakhir, kesembilan, ajak setiap anggota keluarga untuk berpikir positif.

  • Power of planning adalah kekuatan dari perencanaan dalam bentuk perumusan tujuan yang kemudian dituliskan sebab tujuan Anda akan mengaktifkan area kecil dalam otak yang disebut Reticular Activating System (RAS) yang memungkinkan Anda fokus dalam mencapai tujuan dan secara bawah sadar menyaring hal-hal yang tidak penting bagi Anda.
  • Karakter kebiasaan yaitu bahwasanya amalan agar menjadi sebuah kebiasaan maka harus dilakukan pengulangan minimal sembilan puluh hari berturut-turut. Intensitas dan frekuensi yang tinggi dari pengulangan tersebut akan ditanggapi oleh otak dengan perubahan kimiawi dan anatomis pada bagian otak tertentu.
  • Proses pembentukan kebiasaan menurut Dr.Ibrahim Elfiky dalam bukunya Quwwatut Tafkir: Berpikir, Perekaman, Pelaksanaan, Penyimpanan, Pengulangan, Kebiasaan.
  • Cara mengamalkan 9 kebiasaan emas sebagai seorang muslim yang cemerlang yaitu dengan menerapkan tahapan proses pembentukan kebiasaan agar tertib sholat, tertib berpuasa sunnah, tertib zakat, infaq, sedekah, tertib beradab islami, tertib bertadarus al-qur’an, tertib membaca setiap hari, tertib menghadiri pengajian, tertib berjamaah dan berorganisasi, berpikir positif.
  • Cara mengevaluasi habit Anda yaitu dengan memonitoring dan evaluasi pelaksanaannya setiap hari menjelang tidur, serta memperhatikan perjalanan hidup dari apa yang telah Anda lakukan seharian.
  • Menjadikan the 9 Golden Habits sebagai amalan keluarga dengan cara mengajak seluruh anggota keluarga untuk melakukannya secara bersama-sama.

Sumber : Pimtar


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

Formasi CPNS untuk SMA Di 8 Instansi Pemerintah
Hello. Add your message here.