Al Hafizh Abu Al Qaim Asakir berkata, “Dia adalah Uzair bin Haiwah.” Ishak bin Basyar berkata, “Uzair adalah seorang hamba yang shalih dan bijaksana. Suatu hari ia keluar ke kebun yang selalu dijaga dan dipeliharanya. Ketika pulang, saat waktu Zhuhur, ia berhenti di dekat sebuah rumah kosong karena saat itu cuaca sangat terik. Ketika masuk rumah kosong itu, ia sedang berada di atas keledainya. Ia lalu turun dari keledainya dengan membawa keranjang berisi buah tin dan anggur. Ia berhenti di keteduhan rumah kosong itu dengan mengeluarkan sebuah piring besar yang ia bawa.
Ia memeras anggur yang dibawanya ke dalam piring besar. Ia keluarkan roti kering yang dibawanya dan meletakkannya di dalam piring besar yang sama agar menjadi basah untuk ia makan. Setelah itu ia berbaring dengan beralaskan punggungnya. Ia memikirkan rumah dan rumah-rumah di sekitarnya yang masih dalam keadaan tegak yang telah kosong dari para penghuninya. Ia melihat tulang-belulang yang telah hancur. Dengan penuh heran Ia berkata, “Bagaimana Allah akan menghidupkan semua ini setelah kematiannya?”
Oleh karena itu, Allah pun mengutus malaikat maut untuk mencabut ruhnya dan mematikannya selama seratus tahun.
Kemudian datang malaikat peniup roh dan dia dihidupkan kembali oleh Allah. Malaikat itu berkata kepadanya,
“Berapa lama kamu tinggal di sini?” Ia menjawab, “Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari.” (Qs. Al Baqarah [2]: 259)
Itu karena ia tidur pada tengah hari dan terjaga pada sore hari, ketika matahari belum terbenam. Malaikat lalu berkata kepadanya,
“Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya.” (Qs. Al Baqarah [2]: 259)
Makanannya belum berubah, demikian pula buah tin dan anggur yang ia bawa, sedangkan keledainya telah mati dan hancur dengan tulang-belulangnya yang berserakan. Malaikat lalu menyeru agar keledai itu dikembalikan seperti sedia kala. Dipasangnya seluruh urat dan otot, lalu dibungkus dengan daging. Ditumbuhkan padanya bulu-bulu, lalu ditiupkan roh oleh malaikat. Setelah itu bangkitlah keledai itu dengan mengangkat kepalanya dan dia pun berbunyi.
Taurat berhenti turun pada zaman Uzair. Uzair pun menulis dan menghafalnya.
Bani Israil berkata, “Musa tidak bisa memberi kami Taurat, melainkan dalam bentuk kitab, sedangkan Uzair telah membawanya kepada kami Taurat bukan dalam bentuk kitab.”
Sekelompok dari mereka berkata, “Uzair adalah anak Allah.”
Mereka adalah kaum yang dilaknat Allah.
Oleh : Ahmad Al Khani
Baca juga :
Kompilasi Sejarah Islam Sejak Awal Penciptaan
Download Kumpulan Soal Tes CPNS Tahun 2007-2017 Lengkap Dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan
Lowongan Kerja Terbaru 43 Bank di Indonesia
5 Kunci untuk Menguak Rahasia SUKSES SEJATI dalam Kehidupan Anda
Best Articles : Career Life, Personal Development, Entrepreneurship And Business
Inilah 10 Besar Profesi dengan Gaji Tertinggi di Indonesia
Inilah 7 Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Terbaik di Indonesia