Suatu hari, Harun al-Rasyid pergi berburu. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang yang bernama Buhlul. Lalu, Harun berkata, “Berilah aku nasihat, wahai Buhlul!” Laki-laki itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, di manakah bapak dan kakekmu, sejak Rasulullah hingga bapakmu?” Harun menjawab, “Semuanya telah mati.” Di mana istana mereka?” tanya Buhlul. “Itu istana mereka,” jawab Harun. “Di situ istana mereka, dan di sini kuburan mereka. Bukankah sekarang istana itu sedikit pun tidak memberi manfaat bagi mereka?” tanya Buhlul.
“Kamu benar. Tambahlah nasihatmu, wahai Buhlul!” kata Harun. “Wahai Amirul Mukminin, engkau diberi kekuasaan atas perbendaharaan Kisra dan diberi umur panjang. Lalu, apa yang bisa kau perbuat? Bukankah kuburan adalah terminal akhir bagi setiap yang hidup, kemudian engkau akan disidang tentang berbagai masalah?” “Tentu,” jawab Harun.
Setelah itu al-Rasyid pulang dan jatuh sakit. Setelah beberapa hari sakit, sampailah ajal menjemputnya. Pada detik-detik terakhir kehidupannya, ia berteriak, “Kumpulkanlah semua tentaraku.” Maka, datanglah mereka ke hadapan Harun al-Rasyid, lengkap dengan pedang dan perisai. Saking banyaknya sehingga tak ada yang tahu jumlahnya kecuali Allah. Semuanya berada di bawah komandonya. Mereka melihat Harun menangis sambil berkata, “Wahai Zat yang tidak pernah kehilangan kekuasaan, kasihanilah hamba-Mu yang telah kehilangan kekuasaan ini.”
Oleh: Imam Nur Suharno, Sumber: republika.co.id
Baca juga :
- Siyasah (Politik Islam)
- 20 Best Islamic Boarding School in Indonesia
- 7 Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Terbaik di Indonesia
- 20 Pondok Pesantren Modern Terbaik Di Indonesia
- 23 Perguruan Tinggi Negeri Dengan Beasiswa Ikatan Dinas
- 100 International Scholarships from the World’s Best Universities
- Pahami Islam dengan Lebih Baik : 100 Artikel Keislaman tentang Adab, Aqidah, Bisnis, Jihad, Pidana, Nikah, Hukum, Waris, dll
- Hadits Arba’in An Nawawi dan Penjelasannya
- Jangan Bersedih : 100 Artikel Motivasi Islam Penyejuk Hati