Allah Mendengar Pengaduan dan Mengabulkan Doa Hambanya

Yuk bagikan infonya...

bunga-ros
(barraques.cat)

Ini adalah sebuah kisah cinta, kisah cinta seorang sahabat Rasulullah yang bernama Aus bin Shamit, Aus kala itu mempersunting seorang gadis muda berparas cantik dan memiliki tubuh yang menawan sebagai istrinya, dialah Khaulah binti Tsa’labah, dialah perempuan yang pengaduannya didengar oleh Allah, dialah perempuan yang doanya dijawab oleh Allah, dialah yang menjadi salah satu sebab diturunkannya surat Al Mujadalah Ayat 1-4.

Aus dan Khaulah menjalani bahtera pernikahannya dengan penuh kebahagiaan dan telah dikaruniai beberapa orang anak.

Suatu hari, Aus melihat Khaulah sedang shalat dengan khusyu dan Aus tergoda oleh keindahan tubuh istrinya tersebut. Setelah selesai shalat Aus kemudian mencumbu Khaulah dengan sembrono, hal itu membuat Khaulah kaget dan menolak Aus.

Akibat penolakan Khaulah, Aus menjadi marah dan emosinya tidak terkendali, kemudian dia berkata “Engkau (haram) bagiku seperti (haramnya) punggung ibuku”, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Hakim.

Aisyah berkata “Maha suci Dzat Allah yang pendengarannya telah meliputi segala sesuatu. Saya pernah mendengar Khaulah Binti Tsa’labah yang telah dizihar oleh suaminya Aus Bin Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada istrinya ‘Kamu bagiku seperti punggung ibuku’ kemudian Khaulah berulangkali mendesak Rasulullah supaya menetapkan suatu keputusan dalam hal ini, sehingga turunlah ayat ini” (HR. Hakim)

Zhihar saat itu merupakan bentuk talak jahiliah yang paling keras, karena tingkat pengharamannya yang paling kuat dan pemutusan hubungannya paling jelas.

Khawalah sangat berduka atas zhihar dari suaminya, kemudian dia mengadukan masalah dan kesedihannya kepada Rasulullah “Aus telah menikahiku saat aku masih belia dan dicintai. Kini setelah berusia tua dan punya banyak anak, suamiku itu mengharamkanku seperti dia mengharamkan ibunya. Padahal aku mempunyai anak yang masih kecil-kecil, jika aku membiarkan mereka dalam pengasuhannya, mereka akan tersia-siakan”

Atas pengaduan Khawalah tersebut, Rasulullah belum bisa memberikan jawaban, karena belum ada wahyu yang turun kepadanya terkait permasalahan zhihar tersebut.

“Tidaklah (Rasulullah) berbicara berdasarkan hawa nafsu, melainkan (Rasulullah berbicara) apabila ada wahyu yang diturunkan kepadanya”

Kemudian Rasulullah menjawab pertanyaan Khaulah “Aku belum punya jawaban dan keputusan mengenai persoalanmu”

Karena Rasulullah belum memberikan solusi atas masalah yang disampaikan oleh Khaulah, maka Khaulah kemudian mengadukan kembali masalah dan kegelisahannya kepada Rasulullah “Wahai Rasulullah, ia tidak menyebutkan kata talak. Ia adalah bapak anak-anaku dan orang yang paling aku cintai”

Karena belum juga ada wahyu yang turun, maka Rasulullah kembali menjawab pertanyaan Khaulah “Aku tidak punya keputusan yang jelas untuk masalahmu ini”

Karena Rasulullah tidak mempunyai solusi atas masalah yang dialami Khaulah, maka Khaulah mengadukan langsung permasalahan yang dialaminya kepada Allah “Aku mengadukan kefakiran dan kesedihan kepada Allah”

Setiap kali Rasulullah mengatakan “Aku tidak punya jawaban apa-apa”, Khawalah mendirikan shalat, berdoa dan mengadu kepada Allah dan Allah mendengar pengaduannya.

Tidak lama berselang, Rasulullah menerima wahyu, yaitu surat Al Mujadilah ayat 1-4, setelah itu ia mengabarkan kepada Khawalah bahwa Allah telah mendengar pengaduannya dan mengabulkan doanya.

Kemudian Rasulullah memanggil Aus dan bertanya kepadanya “Apa yang mendorongmu melakukan zhihar?”

Kemudian Aus menjawab “Setan telah mempermainkan pikiranku dan mengaburkan kesadaranku sehingga aku melakukan tindakan yang berlebihan dan larut dalam kesesatan. Adakah cara untuk mengembalikan Khawalah menjadi pendamping dan anugerah hidupku?”

Rasulullah menjawab “Ya” dan kemudian membacakan firman Allah, surat Al Mujadilah ayat 1-4

“Sungguh Allah telah mendengar ucapan seorang perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya dan mengadukan (halnya) kepada Allah dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah maha mendengar, maha melihat (1) Orang-orang di antara kamu yang menzhihar istrinya (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) istri mereka itu bukanlah ibunya. Ibu-ibu mereka hanyalah perempuan yang melahirkannya. Dan sesungguhnya mereka benar-benar telah mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah maha pemaaf, maha pengampun (2) Dan mereka yang menzhihar istrinya, kemudian menarik kembali apa yang telah mereka ucapkan, maka (mereka diwajibkan) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepadamu, dan Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (3) Maka barangsiapa tidak dapat (memerdekakan seorang budak) maka (dia wajib) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah agar kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang yang mengingkarinya akan mendapat azab yang sangat pedih (4)”

Kemudian Rasulullah bertanya kepada Aus “Apakah kamu mampu memerdekakan budak?”

Aus menjawab “Tidak, demi Allah”

Rasulullah bertanya lagi “Apakah kamu mampu berpuasa?”

Aus menjawab lagi “Tidak, demi Allah. Seandainya aku tidak makan sehari sekali atau dua kali, aku merasa lemah dan seakan mau mati”

Rasulullah bertanya lagi “Apakah kamu mampu memberi makan enam puluh orang miskin?”

Aus menjawab “Tidak, kecuali bila engkau membantuku dengan sedekah”

Rasulullah kemudian memberikan bantuan kepada Aus hingga ia bisa memberi makan enam puluh orang miskin. Dengan cara itu, istrinya menjadi halal kembali untuknya.

Mari kita senantiasa menyandarkan segala permasalahan yang kita hadapi kepada Allah, seperti yang Khaulah lakukan, karena sesungguhnya Allah itu dekat dan  mengabulkan permohonan hamba yang berdoa kepada-Nya.

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. QS. Al Baqarah : 186

Ayo bagikan sebagai sedekah… 


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

BUKU TES TNI POLRI AKMIL AKPOL 2024
Hello. Add your message here.