Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Dialah Dzat yang telah menciptakan langit, bumi dan segala yang ada di dalamnya. Dialah pula yang mengatur dan mencukupu seluruh rezekinya. Tiada yang patut disembah selain Alloh Swt. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada nabi Muhammad Saw.
Penyakit yang sifatnya turunan dari hati yang menyekutukan Alloh, takut kepada selain Alloh, berharap kepada selain Alloh, adalah penyakit munafik. Dalam sebuah hadits Rosululloh Saw. menerangkan sifat munafik, “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika berbicara ia berdusta; jika berjanji dia ingkar; jika dipercaya dia khianat.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Orang munafik bagaikan musang berbulu domba. Terlihat bagus padahal hatinya busuk. Orang munafik itu jauh lebih berbahaya dari orang yang jelas-jelas jelek sifat dan sikapnya. Orang jelek menampakkan kejelekannya, sedangkan orang munafik itu jelek tapi menampakkan kebagusannya. Seorang munafik itu penipu. Bukankah berbohong itu menipu. Bukankah ingkar janji itu menipu. Dan bukankah khianat atas amanah itu menipu.
Munafik itu ada dua jenis. Pertama, ada munafik sejak itikad di dalam hatinya, dari akidahnya, contohnya adalah ‘Abdullah bin Ubay. Hatinya tidak beriman, tapi sikapnya menunjukkan keislaman. Hatinya benci kepada Islam, tapi sikapnya menampakkan kecintaan. Ini kemunafikan yang berat.
Kedua, munafik pada amal. Kita memang insyaa Alloh beriman, yakin kepada Alloh Swt. Tetapi pada sikap kita sehari-hari banyak perilaku munafik. Diantaranya kebohongan-kebohongan kita, banyak janji yang kita ucapkan tanpa diiringi dengan kesungguhan untuk menepati, amanah di kantor yang lalai kita kerjakan. Kemunafikan seperti ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman di dalam diri kita, begitupun di dalam diri orang lain.
Orang munafik itu berbeda ketika di depan dan di belakang, antara ucapan dan tindakan dengan yang di dalam hatinya. Di depan ia mengangguk dan bermuka manis, sementara di belakang dia berghibah. Di depan dia menyanjung, di belakang dia menghina. Orang munafik seperti ini akan terus menjadi biang masalah. Kalau di dalam rumahtangga ada kemunafikan, maka akan rentan dengan konflik. Kalau di dalam pemerintahan sebuah negara ada kemunafikan, maka akan bangkrut dan tidak akan maju.
Kemunafikan juga akan membuat masalah tidak kunjung selesai. Masalah narkoba misalnya, meski para pengedar sudah ditangkap dan dipenjara, namun jikalau ada kemunafikan di pihak penegak hukumnya, maka masalah tersebut akan terus berlanjut.
Jadi saudaraku, kemunafikan itu adalah sumber masalah dan sifat yang amat tercela. Dan, sesungguhnya Alloh Swt. tidak menyukai kemunafikan. Semoga kita terhindar dari sifat dan sikap munafik. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar, Sumber: smstauhiid.com
Ayo bagikan sebagai sedekah…