Mutiara Hadits : Cara Salam sebagai Penutup Shalat

Yuk bagikan infonya...

shalat4

Dari Sa’d bin Abi Waqqos RA, ia berkata ”Saya melihat Rasulullah SAW melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hingga aku melihat putihnya pipi beliau.” (Shahih Muslim No. 199-582)

Beberapa faedah hadits ini adalah :

  1. Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang melakukan shalat harus menoleh pada setiap salam. Ke arah kanan kemudian kearah kiri untuk mengakhiri shalat sampai ia melihat pipi orang yang disampingnya.
  2. Dianjurkan bagi yang melakukan shalat ketika salam untuk mengakhiri shalatnya, hendaklah ia mengucapkan ke arah kanan dan kiri : “Assalamu’alaikum warahmatullah” sesuai dengan perbuatan Rasulullah SAW, yang mana beliau melakukan salam pada arah kanan dengan mengucapkan “Assalamu’alaikum warahmatullah” sehingga kelihatan pipi putih kanannya, begitu juga ke arah kiri seraya mengucapkan “Assalamu’alaikum warahmatullah” sehingga terlihat pipi putih kirinya. (Sunan Nasai, no. 1325 dengan lafaznya, sunan Abi Daud, no. 996, Jami Tirmidzi, no. 295, sunan Ibnu Majah, no. 914. Imam Tirmidizi berkata tentang hadits ini bahwa ia hasan shahih dan dishahihkan oleh Albani)
  3. Salam untuk mengakhiri shalat merupakan rukun dari rukun-rukun shalat. Tidak sah shalatnya kecuali dengannya. Beginilah perkataan para mayoritas ulama dari sahabat Nabi SAW, semoga mereka diridhoi Allah SWT. Maka salam tetap di dalam melakukan shalat. Yang mana Nabi SAW selalu melakukan salam secara terus menerus. Dari sebahagian ulama (moga Allah merahmati mereka) ada yang mengatakan : salam di akhir shalat merupakan Sunnah.

Perawi hadits

Abu Ishaq Saad bin Abi Waqqas az-Zuhri al-Qurasyi, seorang sahabat yang mulia. Ia dilahirkan di Mekah tahun 23 H sebelum hijrah. Tumbuh dan besar di sana. Ia masuk Islam dengan cepat, termasuk golongan yang pertama-tama masuk Islam dan termasuk dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga, juga termasuk tim musyawarah enam orang yang dipilih Umar agar salah satu dari mereka menjadi khalifah setelahnya bagi kaum muslimin. Kemudian ia hijrah ke Madinah dan mengikuti perang Badar dan peperangan yang lain setelahnya. Ia termasuk anak-anak paman ibunda Nabi SAW, oleh karena itu Nabi memanggilnya dengan ‘pamanku’ yakni bermaksud ia termasuk paman Nabi dari pihak ibu, dan bukan berarti ia adalah saudara ibu beliau.

Ia penunggang kuda yang pemberani termasuk diantara para komandan Rasulullah SAW. Ia memiliki kedudukan yang agung pada masa khalifah Abu Bakar as-Shidiq, demikian pula pada masa khalifah Umar al-Faruq. Ia telah ditunjuk sebagai amir Kufah pada masa Utsman bin Affan RA.

Saad bin Abi Waqqas pernah memimpin pasukan muslim untuk berperang di negeri Persia dan negeri Irak, maka ia pun dengan izin Allah bisa menaklukan Persia di Qadisiyah. Ia juga menaklukan Madain. Doanya diijabah oleh Allah SWT, ia memiliki sejarah yang agung dan keutamaan yang sangat banyak, kita tidak membahasnya agar tidak memperpanjang pembahasan.

Kemudian Saad bin Abi Waqqas meninggalkan urusan hukum dan politik, dan meninggalkan fitnah yang sangat besar yang terjadi antara para sahabat , serta menyuruh istrinya dan anak-anaknya untuk tidak menyampaikan kepadanya sedikitpun berita-berita tentang fitnah yang terjadi antara shabat.

Telah diriwayatkan darinya dalam kitab-kitab hadits sebanyak 270 hadits.

Postur tubuhnya pendek dan kekar, meninggal tahun 55 H. di Aqiq di istananya sejarak 7 mil dari Madinah, kemudian ia di bawa ke Madinah. Ketika itu Amir Madinah Marwan bin Hakam, dan dimakamkan di Baqi’. Ia adalah kaum Muhajirin yang paling akhir wafat.

Oleh : Muhammad Murtaza bin Aish


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

Formasi CPNS Lulusan SMA Di 8 Instansi Pemerintah
Hello. Add your message here.