Istiqamah

Yuk bagikan infonya...

Masjid Qolsarif Russia (hiconsumption.com)
Masjid Qolsarif Russia (hiconsumption.com)

“Dan beribadahlah untuk Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS al-Hijr [15]: 99). “Katakan lah (Muhammad), ‘Aku ini hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu istiqamahlah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohon lah ampunan kepada-Nya.’ ” (QS Fushshilat [41]: 6).

Pada dua ayat di atas, kita diperin tahkan untuk beribadah kepada Allah secara istiqamah hingga akhir hayat. Untuk itu dibutuhkan sikap istiqamah, yaitu teguh pendirian dalam tauhid dan tetap konsisten untuk beramal saleh.

Seorang sahabat, yaitu Sufyan bin Abdullah, meminta nasihat kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku suatu perkata an yang aku tidak akan bertanya lagi selain kepadamu?” Maka beliau menjawab, “Katakanlah aku beriman kepada Allah dan tetaplah untuk istiqamah.” (HR Muslim). Jawaban yang singkat tetapi sarat makna.

Terkait dengan ibadah ada suatu istilah, yaitu futur. Futur adalah penurunan semangat dan gairah dalam beribadah, mempunyai korelasi dengan iman yang bisa berfluktuasi. Ketika iman sedang menurun, semangat beribadah juga menjadi lemah. Selanjutnya akan diikuti dengan penurunan kuantitas dan kualitas ibadah. Sehingga, ini harus segera diatasi.

Ada beberapa hal yang menyebabkan timbulnya futur. Pertama, tidak sepenuhnya ikhlas mengharap ridha Allah SWT dalam beribadah. Kedua, tidak memahami sepenuhnya dan dengan benar tuntunan syariat dalam beribadah. Ketiga, terlalu membebani diri dalam beribadah sehingga menjadi rutinitas yang berat dan membosankan.

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap aktivitas ada saat-saat semangat untuk terus-menerus melakukannya dan setiap semangat ada saat-saat lemahnya. Barang siapa yang lemah semangatnya kemudian mengikuti sunahku maka sesungguhnya ia akan menang. Dan barang siapa meninggalkan sunahku, maka dia akan celaka.” (HR Ahmad).

Rasulullah SAW juga pernah ditanya tentang amal yang disukai oleh Allah. Beliau menjawab, “Amal yang paling disukai oleh Allah adalah amal yang dilakukan secara rutin walau pun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim). Dua hadis di atas memberikan solusi yang efektif dalam mengatasi futur. Suatu tuntunan yang sangat jelas untuk membimbing kita agar selalu istiqamah dalam menjalankan ibadah. Selain itu, hendaklah ibadah dilandasi dengan mahabah (kecin taan), khauf (takut), dan raja’ (harap) kepada Allah sehingga ibadah menjadi hal yang dibutuhkan dan bukan menjadi beban.

Oleh : Sigit Indrijono, Sumber : Republika


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

Formasi CPNS Lulusan SMA Di 8 Instansi Pemerintah
Hello. Add your message here.