Kesalahan Strategi Dalam Mendisiplinkan Anak dan Solusinya

Yuk bagikan infonya...

Ilustrasi/Google
Ilustrasi/Google 

Tak mudah mengajarkan disiplin pada anak. Bila pendekatannya sampai salah, alih-alih mengikuti nasihat Anda, yang terjadi mereka justru akan memberontak. Ketika mereka tak juga bisa disiplin, bisa jadi selama ini Anda melakukan kesalahan strategi dalam mendisiplinkan anak.

Berikut delapan kesalahan orangtua saat mendisiplinkan anak dan cara memperbaikinya:

1. BERBOHONG PADA ANAK

Kebanyakan orang tua sering mengatakan sesuatu yang tidak benar agar anak mau menuruti perintah atau keinginan mereka. Ternyata, kebohongan yang bermaksud baik tersebut bisa jadi boomerang bagi orangtua. Misalnya, ketika anak tidak kunjung mau bangun dari tempat tidurnya padahal hari sudah semakin siang dan Anda khawatir terlambat ke kantor. Agar anak mau menuruti kemauan, Anda pun berbohong dan mengatakan kalau di dalam kamar ada monster. Tanpa disadari, hal ini akan membuat anak takut pada kamarnya dan bisa saja si kecil terus membicarakannya sehingga membuat orang lain berpikiran negatif.

SOLUSI: Berbohong dengan anak merupakan salah satu cara ampuh yang sering dilakukan orang tua untuk membuat si kecil menuruti kemauan mereka. Namun, teknik menakut-nakuti anak ini bisa berdampak tidak baik. “Cara menakut-nakuti si buah hati bisa berbalik ke diri Anda. Lebih baik jujur untuk membuat anak patuh, “ tutur Bonnie Maslin, penulis Picking Your Battles. Sediakan waktu Anda lebih banyak bersama anak supaya mengetahui perkembangan psikologis anak secara signifikan.

2. MARAH-MARAH TAPI TIDAK BERTINDAK

Orangtua sering kali memarahi anaknya kalau mereka nakal. Hanya mengancam, tapi tidak bertindak. Ancaman orang tua membuat anak malah semakin bertingkah. Misalnya, orangtua menyuruh anak berhenti bermain dan pergi tidur. Namun, si kecil masih saja bermain tanpa memedulikan perkataan Anda. Apalagi jika orangtua marah-marah saat menyuruh si kecil, bukannya berhenti bermain, anak akan membawa pergi mainannya untuk menjauh dari ibunya.

SOLUSI: Jika anak tidak mau patuh, harus ada konsekuensi yang diberikan. “Walaupun berulang-ulang memarahi anak, hal ini tidak membuat si kecil berhenti bertingkah buruk. Nasihat orangtua akan dianggap sekadar peringatan biasa oleh anak jika orangtua tidak melakukan tindakan apa-apa,” ujar Bridget Barnes, penulis Common Sense Parenting for Toddlers and Preschoolers.

Coba berikan peringatan terlebih dahulu, kalau anak tidak mau patuh, ambil tindakan saat itu juga supaya membuat anak kapok dan tidak mengulanginya lagi. Misalkan dengan memberinya hukuman atau konsekuensi tidak boleh bermain mainan favoritnya selama tiga hari. Setelah tiga hari, baru mainan tersebut boleh dimainkan. Sebaiknya Anda juga konsisten dalam hukuman ini.

3. MENGANCAM TANPA TINDAKAN 

Berulang-ulang Anda katakan padanya untuk tidak merebut mainan dari adiknya atau dia akan mendapat time-out atau dihukum. Sayangnya, ketika si kakak masih melakukan hal sama, Anda kembali memberi peringatan tanpa berbuat apa-apa. Hal ini justru membuat anak semakin termotivasi melawan kata-kata Anda, karena toh Anda hanya memberi ancaman kosong. Sebaiknya ancaman segera diberlakukan apabila anak masih melakukan hal yang Anda larang.

4. TERLALU MEMANJAKAN ANAK

Tidak sedikit orangtua yang cenderung menuruti apapun keinginan anaknya. Anak dimanjakan dengan fasilitas berlebih atau tidak diberikan konsekuensi ketika berbuat salah. Biasanya, sifat ini dimiliki oleh orangtua laki-laki.

SOLUSI: Anda dan pasangan harus kompak dalam mendisiplin anak. Jangan terlalu memanjakan anak saat berprilaku buruk. “Anda dan suami boleh mempunyai hukuman yang berbeda ketika memberikan konsekuensi atas perbuatan si kecil, tapi hukuman tersebut harus menjadikan anak tidak lagi mengualngi perbuatannya,” papar Nancy Schulman, salah satu penulis Practical Wisdom for Parents: Demystifying the Preschool Years.

5. TIDAK KOMPAK DENGAN PAPA 

Suatu hari Anda sekeluarga makan bersama di resto favorit. Anda katakan pada anak-anak kalau mereka boleh pesan es krim jika hari itu tidak berkelahi. Di perjalanan, ternyata kakak dan adik berantem berebut mainan. Sayangnya, setelah makan selesai anak-anak merengek minta es krim dan Papa membolehkannya.

Wah, bila seperti ini, bisa-bisa Anda dicap ‘penjahat’ oleh anak-anak. Dan, parahnya, mereka bisa mudah membangkang, karena merasa akan dibela Papa. Karena itu, sebaiknya Anda bicarakan dengan suami kondisi ini sebelum anak-anak makin tidak terkontrol. Biasanya Papa tidak berniat menyepelekan cara mama mendisiplinkan, hanya cenderung ‘tidak kuat iman’ menghadapi rengekan. Buat daftar konsekuensi yang Anda berdua sepakati dan minta papa untuk selalu kompak.

6. MEMBERIKAN JANJI SUPAYA ANAK MENURUT

Supaya anak mau menurut, umumnya orangtua memberikan janji-janji kecil kepada si buah hati. Misalnya, ibu menjanjikan akan membelikan cokelat kalau si kecil mau makan sayur. Hal itu terus terulang sehingga membuat anak meminta imbalan cokelat saat disuruh makan sayuran.

SOLUSI: Jangan terus menyuapi anak Anda dengan janji membelikan sesuatu ketika menyuruhnya. Para ahli menyarankan kalau Anda jangan memberikan si kecil imbalan berupa makanan atau mainan, tapi coba jelaskan manfaatnya. Misalnya, memberitahukan anak bahwa makan sayuran itu bisa membuat tubuh sehat dan kuat. Atau dengan memujinya saat si buah hati menuruti perintah Anda.

Tidak jarang orangtua berbuat kesalahan ketika mengajari anaknya. Berikut bagian kedua dari delapan kesalahan orangtua saat mendisiplinkan anak dan cara memperbaikinya yang dikutip dari Parenting USA. Bagian pertamanya bisa Anda baca di sini.

7. MELANGGAR ATURAN SENDIRI

Tanpa disadari, orang tua sering melanggar aturannya sendiri di depan anak. Misalnya, anak tidak diboleh berkata kasar saat berbicara dengan Anda. Namun, malah Anda yang melakukannya.

SOLUSI: Coba terapkan peraturan yang sudah Anda buat di depan anak. Berhati-hati dalam berprilaku ketika Anda sedang bersama si kecil. Pola tingkah laku Anda yang akan menjadi panduan bagi anak.

8. TIDAK SABAR

Mungkin Anda termasuk orang tua yang tidak memiliki ekstra sabar saat mendisiplin si kecil. Ketika si kecil sedang masa aktif, Anda tidak mau berlama-lama menunggu anak melakukan aktivitasnya yang menurut Anda membuang-buang waktu.

SOLUSI: Coba berikan waktu Anda lebih sering berdua dengan si kecil. Ikuti aktivitas anak apa pun yang dia lakukan. Jangan terburu-buru menyuruhnya mengikuti kemauan Anda. Sabar dan pahami apa kemauan si buah hati.

9. MEMBIARKAN ANAK

Orang tua terkadang membiarkan anaknya setelah berulang kali menasehati. Misalnya, ibu menyuruh si kecil berhenti bermain. Ibu akan membacakan dongeng sebelum tidur. Mungkin si kecil akan nurut dan berkemas memasuki kamarnya. Namun, tak lama setelah berkemas, dia kembali lagi dengan mainannya. Orang tua yang sudah lelah akan membiarkan balitanya bermain lagi dan berharap dia tidur setelah capek bermain.

SOLUSI: Menurut Barnes, “Anak-anak mudah melupakan omongan orang tuanya setelah bertemu dengan sesuatu yang membuatnya senang.” Anda sebagai orang tua harus mengingatkannya kembali atau bahkan memberikan konsekuensi si kecil karena tidak mau megikuti aturan.

10. TERLALU MENGEKANG ANAK

Sebagai orang tua, Anda pasti mempunyai aturan sendiri buat si buah hati untuk mencegah prilaku buruk. Namun, Anda tidak memikirkan apakah peraturan itu bagus untuk perkembangan anak Anda.

SOLUSI: Jangan terus-menerus memarahinya karena si anak masih dalam tahap pertumbuhan. Boleh mempunyai peraturan, tapi jangan sampai membuat anak terkekang. Mungkin Anda sebal kalau anak Anda merengek karena sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh Anda. Lebih baik Anda menasehati si kecil dengan lembut dan tidak marah berkelanjutan terhadap si buah hati.

11. TERLALU SERING MENYOGOK 

Bila anak membersihkan kamar, sogokan Anda, dia boleh main game satu jam lebih lama. Jika anak menghabiskan makan malamnya, dia boleh makan cokelat. Jika hampir setiap saat Anda menyogok agar anak melakukan sesuatu, dia kemudian tidak bisa membedakan mana sogokan dan mana kewajiban.

Sumber : Sayangianak.com

Yuk bagikan sebagai sedekah… 


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUKU TES TNI POLRI AKMIL AKPOL 2024
Hello. Add your message here.