Mengalah untuk Menang

Yuk bagikan infonya...

partai-islam-1

Abu Sa’id bin Malik bin Sinan al- Khudriy RA berkata, Ada beberapa sahabat ansar meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW, maka beliau memberinya, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya sehingga habislah apa yang ada pada beliau.

Ketika beliau memberikan semua yang ada di tangannya, beliau ber sabda kepada mereka: `Semua kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan dari kalian. Barang siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah pun akan menja ganya. Dan siapa saja yang menyabarkan dirinya, maka Allah pun akan mem berikan kesabaran. Dan seseorang tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik atau lebih lapang melebihi kesabaran.’ (HR Bukhari dan Muslim).

Dari hadis tersebut, kita bisa tahu Rasulullah sering mengalah dan mementingkan orang lain.Bahkan, beliau tak sungkan memberikan barang apa pun ketika ada orang lain memintanya.Modal utamanya adalah kesabaran dan keyakinan akan balasan dari Allah SWT.

Sikap mengalah yang diajarkan Rasulullah pernah membawa kemenangan yang sangat besar untuk beliau dan kaum Muslimin. Dikisahkan, saat melakukan Perjanjian Hudaibiyah, beliau harus mengalah.

Secara lahiriah, Perjanjian Hudaibiyah tampak merugikan kaum Muslimin. Namun, di sisi lain, itu menunjukkan kearifan Rasulullah, bahkan mampu menarik simpatik para pembesar Quraisy.

Dari kisah itu, kita bisa belajar bagaimana Rasulullah bersikap dalam mengambil sebuah keputusan. Meski beliau dihinakan, direndahkan sedemikian rupa, bahkan menulis dirinya sebagai utusan Allah saja ditolak oleh kaum Quraisy, beliau tetap tenang, tidak menyikapinya dengan penuh kemarahan.

Justru beliau mengedepankan kelemahlembutan dan kesabaran. Seperti beliau mengiyakan apa yang diinginkan juru runding pihak Quraisy. Apakah Rasulullah kalah? Tentu saja tidak.

Bukti kebesaran Islam hingga saat ini adalah warisan terindah dari teladannya. Ungkapan mengalah untuk menang sarat makna. Dalam hidup, tidak semua hal bisa dimenangkan saat itu juga.

Adakalanya mengalah demi kemaslahatan, menunggu waktu yang tepat untuk benar-benar memenangkannya. Mundur satu langkah untuk melesat jauh ke depan di masa mendatang. Mengalah bukan berarti kalah, justru menunjukkan kemenangan dan kebesaran hati.

Orang beriman selalu memandang suatu persoalan dari sudut pandang kebaikan, bukan hawa nafsu. Ia yakin, menaklukkan ego sendiri akan melahirkan ketenangan dan ketenteraman. Wallaahu’alam.

OLEH : IU RUSLIANA (REPUBLIKA)


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

BUKU TES TNI POLRI AKMIL AKPOL 2024
Hello. Add your message here.