Kisah tentang Tubban As’ad Abu Karb

Yuk bagikan infonya...

Ibnu Ishak berkata, “Tubban As’ad Abu Karb adalah orang yang tiba di Madinah, melahirkan tokoh-tokoh agama dari kalangan Yahudi sampai ke Yaman, dan meramaikan Baitul Haram (Ka’bah) serta memberinya kiswah.

Mereka menjadikan Madinah sebagai jalur yang mereka tempuh ketika pulang dari serbuan negeri-negeri Timur. Pada mulanya mereka melewatinya dan tidak membuat penduduknya goncang karenanya. Mereka membiarkan anak-anak dan membunuh para pembuat tipu-daya. Mereka mengumpulkan orang-orang itu untuk menghancurkan serta menghabisi mereka dan keluarga mereka.

Setelah itu mereka mengumpulkan orang-orang Anshar yang masih hidup bersama pemimpinnya, yaitu Amru bin Thillah, saudara bani An-Najjar, kemudian mereka dibunuh. Orang-orang Anshar mengaku mereka menyerangnya pada siang hari dan memuliakannya pada malam hari. Hal itu mengejutkan sebagian dari mereka dan berkata, “Demi Allah, kaum kami adalah orang-orang mulia.”

As-Suhaili berkata, “Dikatakan bahwa ia datang untuk membela kaum Anshar -sepupunya- dari serangan kaum Yahudi yang datang ke wilayah mereka di Madinah dengan syarat-syarat. Namun mereka tidak menepatinya dan mencelanya. Wallahu a’lam.

Ibnu Ishak berkata, “Ketika Tubba hendak menyerang mereka, ia didatangi dua orang pendeta Yahudi yang sangat alim dan mendalami ilmu agamanya dari bani Quraizhah, yang keduanya telah mendengar bahwa dia hendak menghancurkan kota Madinah dengan seluruh penduduknya.

Keduanya berkata kepadanya, ‘Wahai raja, janganlah engkau lakukan. Sesungguhnya jika engkau enggan dan tetap akan melakukan apa yang engkau kehendaki, maka akan terbentang pembatas antara engkau dengannya, dan kami tidak menjamin keamananmu dari siksaan yang segera datang’. Ia lalu bertanya, ‘Kenapa demikian?’ Keduanya berkata, ‘Madinah adalah tempat tujuan hijrahnya seorang nabi yang meninggalkan Tanah Haram. Dia dari kaum Quraisy dan tempat ini akan menjadi rumah dan kediamannya hingga akhir zaman’.

Sang raja pun menjadi mundur dan sangat terkejut dengan penjelasan tersebut. Ia pun meninggalkan kota Madinah dan mengikuti agama keduanya.

Dengan demikian, Tubba adalah penyembah berhala. Ia menuju Makkah sebagai jalannya untuk kembali ke Yaman, dan ketika sampai di Usfan dan Amaj, ia didatangi seseorang dari Hudzail yang berkata kepadanya, ‘Wahai raja, bagaimana jika kami tunjuki engkau kepada sebuah gudang harta yang telah hilang karena ditutup oleh para raja sebelum engkau? Di dalamnya permata, intan, emas dan perak?’ Dia menjawab, ‘Baik’. Mereka berkata, ‘Di Makkah, semua penduduknya menyembahnya dan melakukan shalat di sisinya’.

Orang-orang Hudzail itu menghendaki kehancuran raja itu karena mereka telah mengetahui raja-raja terdahulu yang telah hancur ketika hendak menghancurkannya. Ketika raja dengan semua pengikutnya sepakat dan siap untuk mengadakan penghancuran, ia mengirim utusan kepada kedua pendeta untuk bertanya tentang hal itu.

Keduanya berkata kepadanya, “Kaum itu tidak menghendaki darimu, selain kehancuranmu dan kehancuran pasukanmu. Kami tidak menemukan sebuah rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dibangun di muka bumi untuk-Nya selain ini. Jika engkau melaksanakan anjuran mereka maka engkau pasti akan hancur dan mereka akan menghancurkan semua yang ada bersamamu’.

Raja lalu bertanya, ‘Lalu apa perintah kalian berdua kepadaku jika aku telah tiba di rumah itu?’ Keduanya berkata, ‘Lakukan apa yang dilakukan oleh penduduknya; mengelilinginya, mengagungkannya, menghormatinya, mencukur rambut di sisinya, dan merendahkan diri untuknya hingga engkau meninggalkannya’.

Raja lalu mendekati orang-orang Hudzail itu, kemudian memotong kedua tangan dan kedua kakinya. Ia lalu melanjutkan perjalanan hingga tiba di Makkah. Ia lakukan thawaf di sekitar Ka’bah, berkurban di sisinya, kemudian mencukur rambutnya. Di dalam tidurnya ia bermimpi dirinya memakaikan kiswah kepada Ka’bah. Setelah itu dia kerjakan petunjuk dalam mimpinya itu, kemudian Tubba melanjutkan perjalanan menuju Yaman.”

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian mencaci As’ad Al Humairi, karena sesungguhnya dia orang yang pertama-tama memasang kiswah Ka ‘bah.”

Dalam syairnya, Tubba berkata,

Aku menyaksikan bahwa Ahmad

nabi yang datang dari Allah

Jika umurku dipanjangkan hingga bertemu dengannya,

tentu aku menjadi menteri dan sepupunya

Aku serang musuh-musuhnya dengan pedang

Aku musnahkan seluruh kesedihan dalam hatinya

Syair ini masih selalu diwarisi oleh kaum Anshar. Mereka menghafalnya dan masih tertulis rapi di rumah Abu Ayyub Al Anshari Radhiyallahu Anhu.

Oleh : Ahmad Al Khani

Baca juga : 

Kompilasi Sejarah Islam Sejak Awal Penciptaan

Download Kumpulan Soal Tes CPNS Tahun 2007-2017 Lengkap Dengan Kunci Jawaban dan Pembahasan

Lowongan Kerja Terbaru 43 Bank di Indonesia

5 Kunci untuk Menguak Rahasia SUKSES SEJATI dalam Kehidupan Anda

Best Articles : Career Life, Personal Development, Entrepreneurship And Business

Inilah 10 Besar Profesi dengan Gaji Tertinggi di Indonesia

Inilah 7 Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Terbaik di Indonesia

Kompilasi Tafsir Al Quran

Al Quran Menjawab


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

BUKU TES TNI POLRI AKMIL AKPOL 2024
Hello. Add your message here.