Tafsir Surat Al A’raaf Ayat 42-53

Yuk bagikan infonya...

Tafsir Surat Al A’raaf Ayat 42-53

Ayat 42-43: Kenikmatan surga dan tidak adanya rasa dengki di antara penghuninya, dan bahwa surga adalah negeri yang penuh kebahagiaan

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٤٢) وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الأنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٤٣

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 42-43
42. Dan orang-orang yang beriman[1] serta mengerjakan amal saleh[2], Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya[3]. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya[4].
43. Dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka[5], di bawahnya mengalir sungai-sungai[6]. Mereka berkata[7], “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini[8]. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami[9]. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran[10].” Diserukan kepada mereka[11], “ltulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan[12].”
Ayat 44-45: Percakapan antara penghuni surga dan penghuni neraka

وَنَادَى أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابَ النَّارِ أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالُوا نَعَمْ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ أَنْ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (٤٤) الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالآخِرَةِ كَافِرُونَ                (٤٥)

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 44-45
44. Dan para penghuni surga menyeru penghuni-penghuni neraka[13], “Sungguh, kami telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepada kami[14] itu benar. Apakah kamu telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepadamu[15] itu benar?” Mereka menjawab, “Benar[16].” Kemudian penyeru (malaikat) mengumumkan di antara mereka, “Laknat Allah[17] bagi orang-orang zalim[18],
45. (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah[19] dan ingin membelokkannya. Mereka itulah yang mengingkari kehidupan akhirat[20].”
Ayat 46-49: Percakapan penghuni A’raaf dengan penghuni surga dan neraka

وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ وَعَلَى الأعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلا بِسِيمَاهُمْ وَنَادَوْا أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ سَلامٌ عَلَيْكُمْ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ (٤٦) وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاءَ أَصْحَابِ النَّارِ قَالُوا رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (٤٧) وَنَادَى أَصْحَابُ الأعْرَافِ رِجَالا يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمَاهُمْ قَالُوا مَا أَغْنَى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ (٤٨) أَهَؤُلاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ (٤٩

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 46-49
46. Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir[21] dan di atas A’raaf ada orang-orang[22] yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu[23] dengan tanda-tandanya[24]. Mereka menyeru penghuni surga, “Salaamun ‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk).
47. Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka[25], mereka berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu.”
48. Dan orang-orang di atas A’raaf menyeru orang-orang[26] yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu[27].”
49. Itukah orang-orang[28] yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah[29]?”. (Akan dikatakan[30]), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak (pula) akan bersedih hati[31].”
Ayat 50-51: Panggilan penghuni neraka kepada penghuni surga, dan bagaimana mereka (penghuni neraka) dihalangi dari kenikmatan

وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ (٥٠)الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ (٥١)

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 50-51
50. Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga[32], ” Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki (makanan) apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka (penghuni surga) menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya[33] bagi orang-orang kafir,”
51. (yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan[34] dan senda gurau[35], dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia[36]. Maka pada hari ini (kiamat), Kami melupakan mereka[37] sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini[38], dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.
Ayat 52-53: Penegakkan hujjah kepada orang-orang kafir dengan turunnya Al Qur’an, dan menyebutkan angan-angan mereka yang batil

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٥٢) هَلْ يَنْظُرُونَ إِلا تَأْوِيلَهُ يَوْمَ يَأْتِي تَأْوِيلُهُ يَقُولُ الَّذِينَ نَسُوهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ فَهَلْ لَنَا مِنْ شُفَعَاءَ فَيَشْفَعُوا لَنَا أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ قَدْ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (٥٣

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 52-53
52. Padahal sesunguhnya Kami telah mendatangkan kitab (Al Quran) kepada mereka, yang Kami jelaskan[39] atas dasar pengetahuan[40]; sebagai petunjuk[41] dan rahmat[42] bagi orang-orang yang beriman.
53. Tidak ada yang mereka tunggu selain bukti kebenaran (Al Quran) itu. Pada hari bukti kebenaran itu tiba[43], orang-orang yang sebelum itu mengabaikannya[44] berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. Maka adakah pemberi syafa’at bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu[45]?” Mereka sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri[46] dan apa yang mereka ada-adakan[47] dahulu hilang lenyap dari mereka.

[1] Dengan hatinya.
[2] Dengan anggota badannya, yakni mereka menggabung antara beriman dan beramal; antara amalan yang nampak maupun yang tersembunyi. Amal saleh ini mencakup yang wajib maupun yang sunat.
[3] Di antara amal saleh ada amal yang tidak disangupi hamba, maka Allah Subhaanahu wa Ta’aala tidak membebankan perkara yang tidak disanggupi tersebut. Dalam keadaan seperti ini, seorang hamba mesti bertakwa kepada Allah sesuai kemampuannya, oleh karenanya tidaklah wajib suatu perbuatan ketika tidak mampu dilaksanakan dan tidaklah haram ketika darurat.
[4] Mereka tidak akan dipindahkan daripadanya, dan lagi mereka tidak akan meminta untuk pindah.
[5] Sehingga mereka bersaudara dan saling cinta-mencintai.
[6] Mereka dapat memancarkannya ke tempat yang mereka inginkan. Mereka dapat mengalirkannya ke sela-sela istana, ke kebun-kebun dan ke lapisan atas, dan sungai-sungai tersebut mengalir tanpa ada parit (lubang galian).
[7] Ketika mereka telah menempati tempatnya dan melihat kenikmatan yang Allah berikan.
[8] Maksudnya: Dengan memberi nikmat kepada kami, mengilhamkan hati kami, sehingga hati kami beriman dan siap mengerjakan amalan yang menyampaikan kami ke tempat (surga) ini. Allah pula yang menjaga iman dan amal kami hingga kami sampai ke tempat ini, maka segala puji bagi Allah yang telah memulai kami dengan nikmat dan terus melimpahkan kepada kami berbagai nikmat yang nampak maupun yang tersembunyi dalam jumlah yang tidak sanggup kami hitung.
[9] Dalam hati kami tidak ada kesiapan menerima petunjuk, jika sekiranya Allah tidak mengaruniakan kepada kami hidayah-Nya dan mengikuti rasul-Nya.
[10] Yakni telah terbukti bagi mereka apa yang dijanjikan para rasul.
[11] Sebagai ucapan selamat dan penghormatan.
[12] Sebagian kaum salaf berkata, “Penghuni surga selamat dari neraka karena maaf dari Allah. Mereka dimasukkan ke surga karena rahmat Allah. Mereka mengambil bagian tempat di surga dan mewarisinya karena amal saleh, dan itu pun termasuk rahmat-Nya, bahkan termasuk bentuk rahmat yang paling tinggi.”
[13] Untuk membuat mereka mengakui atau mencela mereka.
[14] Berupa pahala dan surga bagi orang yang beriman dan beramal saleh.
[15] Berupa siksa dan neraka bagi orang yang kafir dan berbuat maksiat.
[16] Ketika itu orang-orang kafir sudah putus asa dari semua kebaikan dan mereka mengakui bahwa mereka berhak memperoleh azab.
[17] Yakni dijauhkan dari semua kebaikan.
[18] Karena ketika Allah Ta’ala membukakan untuk mereka pintu-pintu rahmat-Nya, namun mereka malah berpaling darinya, bahkan mereka menghalangi orang lain dari jalan Allah, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.
[19] Dari agama Allah.
[20] Inilah yang membuat mereka menyimpang dari jalan yang lurus dan mengikuti hawa nafsu, yakni karena mengingkari kehidupan akhirat, tidak beriman kepada kebangkitan, tidak takut kepada siksa dan tidak berharap pahala di hari itu.
[21] Ada yang berpendapat, bahwa tabir di sini adalah pagar A’raaf. Namun ada pula yang berpendapat, bahwa tabir tersebut adalah A’raaf yang letaknya tinggi di atas kedua golongan (penghuni surga dan neraka). A’raaf artinya tempat yang tertinggi di antara surga dan neraka.
[22] Mereka adalah orang-orang yang kebaikan dengan keburukannya seimbang. Kebaikan mereka tidak membuat masuk surga, dan keburukannya tidak membuat masuk neraka, sehingga mereka tinggal beberapa lama yang dikehendaki Allah di atas A’raaf, namun kemudian Allah memasukkan mereka ke dalam surga karena rahmat-Nya, di mana rahmat-Nya mengalahkan kemurkaan-Nya. Hakim meriwayatkan dari Hudzaifah ia berkata, “Ketika mereka (penghuni A’raaf) dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Tuhan mereka muncul dan berfirman, “Bangunlah! Masuklah kamu ke surga. Sungguh, Aku telah mengampuni kamu.”
[23] Penghuni surga dan neraka.
[24] Ada yang mengatakan, bahwa tandanya adalah dengan putihnya wajah orang-orang yang beriman, dan hitamnya wajah orang-orang kafir, wallahu a’lam.
[25] Mereka melihat pemandangan yang mengerikan.
[26] Dari kalangan penghuni neraka.
[27] Penghuni A’raaf berkata seperti pada ayat di atas, kepada mereka saat melihat masing-masing mereka diazab tanpa ada yang menolong dan melindungi. Mereka ketika di dunia memiliki kebesaran, kemuliaan, harta dan anak, dan semua itu tidak bermanfaat apa-apa.
[28] Maksudnya penghuni surga yang ketika di dunia keadaannya fakir lagi lemah, lalu diolok-olok oleh penghuni neraka, bahkan mereka sampai bersumpah bahwa rahmat Allah tidak mungkin diberikan kepada mereka.
[29] Karena menghina dan menganggap rendah mereka serta ujub terhadap dirimu.
[30] Sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadap kaum lemah tersebut.
[31] Terhadap hal yang telah luput, bahkan kamu akan memperoleh keamanan, ketenteraman dan bergembira dengan segala kebaikan.
[32] Ketika mereka memperoleh azab yang demikian dahsyat, dan ketika mereka merasakan lapar dan haus yang sangat.
[33] Makanan dan minuman surga.
[34] Di mana hati mereka lalai dan berpaling daripadanya.
[35] Mereka menjadikannya sebagai bahan olokkan.
[36] Oleh perhiasan dan keindahannya, serta banyaknya penyeru kepadanya. Mereka lebih senang kepada dunia, bergembira dengannya dan berpaling dari akhirat serta melupakannya.
[37] Membiarkan mereka dalam azab.
[38] Dengan meninggalkan beramal. Seakan-akan mereka tidak diciptakan kecuali untuk dunia, dan bahwa di hadapan mereka tidak ada pembalasan terhadap amal.
[39] Semua tuntutan yang memang dibutuhkan makhluk.
[40] Maksudnya atas dasar pengetahuan Kami tentang apa yang menjadi kemaslahatan bagi hamba-hamba Kami di dunia dan akhirat.
[41] Agar manusia tidak tersesat.
[42] Kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
[43] Yakni hari kiamat.
[44] Maksudnya orang-orang yang tidak beramal sebagaimana yang digariskan oleh Al Quran atau tidak mau beriman.
[45] Jika sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulangi perbuatan yang dilarang itu, dan mereka hanya berdusta.
[46] Dan kerugian ini tidak dapat ditutupi lagi.
[47] Yakni yang mereka angan-angankan dan yang dijanjikan setan kepada mereka.

Oleh : Marwan bin Musa

Tafsir Al Quran ini adalah karya dari Al Ustadz Marwan bin Musa Hafidzhahullahu yang merupakan staf pengajar Ibnu Hajar Boarding School yang mengumpulkan intisari tafsir (bukan menafsirkan sendiri) dari beberapa kitab tafsir yang sengaja dibuat ringkas untuk memudahkan memahami ayat-ayat Al Quran. (tafsirwebid)

Mau Umroh Gratis? Dan dapatkan penghasilan puluhan juta rupiah! Ayo gabung bersama Arminareka Perdana, hubungi 085773713808 atau klik : https://ceramahmotivasi.com/arminareka/


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

BUKU TES TNI POLRI AKMIL AKPOL 2024
Hello. Add your message here.