Tafsir Surat Ali Imran Ayat 37

Yuk bagikan infonya...

Ilustrasi/Google

Ali Imran | Daftar Surat | Ibnu Katsir

Ali-‘Imran: 37

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “”Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?”” Maryam menjawab: “”Makanan itu dari sisi Allah””. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” QS. Ali-‘Imran: 37

Tafsir (Ibnu Katsir)

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata, “”Wahai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?”” Maryam menjawab, “”Makanan itu dari sisi Allah.”” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. Allah subhanahu wa ta’ala memberitakan bahwa Dia menerima nazar yang telah diucapkan oleh ibu Maryam, dan bahwa Dia menumbuhkannya dengan pertumbuhan yang baik, yakni menjadikan rupanya cantik dengan penampilan yang bercahaya serta memberinya rahasia untuk doa yang dikabulkan, dan menitipkannya kepada orang-orang yang saleh dari hamba-hamba-Nya; dia belajar dari mereka ilmu, kebaikan, dan agama.

Disebutkan di dalam firman-Nya: Dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. (Ali Imran: 37) Dengan huruf fa yang di-tasydid-kan dan lafal Zakaria di-nasab-kan karena menjadi maful, yakni Allah menjadikannya sebagai pemelihara Maryam. Ibnu Ishaq mengatakan, hal tersebut tidak sekali-kali terjadi melainkan karena Maryam telah yatim. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa kaum Bani Israil di suatu waktu mengalami musim paceklik dan kekeringan, maka Zakaria memelihara Maryam sebagai ayah angkatnya karena faktor tersebut.

Pada intinya kedua pendapat tersebut tidak bertentangan. Sesungguhnya Allah telah menakdirkan Zakaria sebagai pemeliharanya tiada lain hanyalah untuk kebahagiaan Maryam sendiri, agar Maryam dapat menimba darinya ilmu pengetahuan yang banyak lagi bermanfaat serta amal yang saleh. Juga karena Zakaria sendiri adalah suami bibinya, menurut apa yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir serta lain-lainnya.

Menurut pendapat yang lain, Zakaria adalah suami saudara perempuan Maryam. Seperti yang disebut di dalam sebuah hadits shahih, yaitu: tiba-tiba Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersua dengan Yahya dan Isa, keduanya adalah anak laki-laki bibi (saudara sepupu). Akan tetapi, adakalanya dapat diselaraskan dengan pengertian apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Ishaq dalam pengertian yang lebih luas. ‘Atha’s dasar ini berarti Maryam berada di dalam asuhan dan pemeliharaan bibinya. Disebutkan di dalam sebuah hadits shahih bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memutuskan dalam kasus Imarah binti Hamzah bahwa Imarah diserahkan ke dalam pemeliharaan bibinya yang menjadi istri Ja’far ibnu Abu Thalib, dan beliau bersabda: Bibi sama kedudukannya dengan ibu.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal kemuliaan dan keteguhan-nya dalam tempat ibadahnya. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya (Maryam). (Ali Imran: 37) Mujahid, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Abusy Sya’sa, Ibrahim An-Nakha’i, Adh-Dhahhak, Qatadah, Ar-Rabi’ ibnu Anas, Atiyyah Al-‘Aufi, dan As-Suddi mengatakan, makna yang dimaksud ialah Zakaria menjumpai di sisi Maryam buah-buahan musim panas di saat musim dingin, dan buah-buahan musim dingin di saat musim panas. Disebutkan dari Mujahid sehubungan dengan firman-Nya: ia menjumpai makanan di sisinya. (Ali Imran: 37). Bahwa yang dimaksud dengan rizqan bukan makanan, melainkan ilmu atau suhuf (lembaran-lembaran) yang di dalamnya terkandung ilmu.

Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Akan tetapi, pendapat pertama (yang mengatakan makanan atau buah-buahan) adalah pendapat yang lebih shahih. Di dalamnya terkandung pengertian yang menunjukkan adanya karamah para wali Allah, dan di dalam sunnah terdapat banyak hal yang semisal. Ketika Zakaria melihat makanan tersebut berada di sisi Maryam, maka ia bertanya: Zakaria berkata, “”Wahai Maryam, dari manakah kamu memperoleh (makanan) ini?”” (Ali Imran: 37) Lalu dalam firman selanjutnya disebutkan: .

Maryam menjawab, “”Makanan ini dari sisi Allah.”” Sesungguh-ya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.””(Ali Imran: 37) Al-Hafidzh Abu Ya’la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Zanjilah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Luhai’ah, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tinggal selama beberapa hari tanpa makan sesuap makanan pun hingga kelihatan beliau sangat berat. Lalu beliau berkeliling ke rumah istri-istrinya, tetapi tidak menemukan sesuap makanan pun pada seseorang di antara mereka.

Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke rumah Fatimah (putrinya), lalu bersabda, “”Wahai anakku, apakah engkau mempunyai sesuatu makanan yang dapat kumakan? Karena sesungguhnya aku sedang lapar.”” Fatimah menjawab, “”Tidak, demi Allah.”” Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi dari rumahnya, tiba-tiba Siti Fatimah mendapat kiriman dua buah roti dan sepotong daging dari tetangga wanitanya, lalu Fatimah mengambil sebagian darinya dan diletakkan di dalam sebuah panci miliknya, dan ia berkata kepada dirinya sendiri, “”Demi Allah, aku benar-benar akan mendahulukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan makanan ini daripada diriku sendiri dan orang-orang yang ada di dalam rumahku,”” padahal mereka semua memerlukan makanan yang cukup. Kemudian Fatimah menyuruh Hasan atau Husain untuk mengundang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepadanya, maka ia berkata, “”Demi Allah, sesungguhnya Allah telah memberikan suatu makanan, lalu aku sembunyikan buatmu.”” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “”Cepat berikanlah kepadaku, wahai anakku.”” Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menyuguhkan panci tersebut dan membukanya. Tiba-tiba panci itu telah penuh berisikan roti dan daging.

Ketika Fatimah melihat ke arah panci itu, maka ia merasa kaget dan sadar bahwa hal itu adalah berkah dari Allah subhanahu wa ta’ala Karena itu, ia memuji kepada Allah dan mengucapkan salawat buat Nabi-Nya. Lalu Fatimah menyuguhkan makanan tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, maka beliau memuji kepada Allah dan bertanya, “”Dari manakah makanan ini, wahai anakku?”” Fatimah menjawab bahwa makanan tersebut dari sisi Allah, seraya menyitir firman-Nya: Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (Ali Imran: 37); Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji kepada Allah dan bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dirimu, wahai anakku, mirip dengan penghulu kaum wanita Bani Israil; karena sesungguhnya dia bila diberi rezeki sesuatu (makanan) oleh Allah, lalu ditanya mengenai asal makanan itu, ia selalu menjawab, “”Makanan itu dari sisi Allah.

Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Ali, lalu makan bersama Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain serta semua istri dan keluarga ahli bait-nya, hingga semuanya merasa kenyang dari makanan itu. Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa makanan dalam panci itu masih utuh seperti sediakala, lalu sisanya dapat dikirimkan kepada semua tetangganya. Allah telah menjadikan keberkahan dan kcbaikan yang banyak dalam makanan itu.

Sumber : learn-quran.co

Yuk bagikan sebagai sedekah…


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

BUKU TES TNI POLRI AKMIL AKPOL 2024
Hello. Add your message here.