Tafsir Surat Ali Imran Ayat 44

Yuk bagikan infonya...

Ali Imran :: Indeks Tema Ali Imran :: Daftar Surat :: Ibnu Katsir

Ali-‘Imran: 44

ذَلِكَ مِنْ أَنبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ وَمَا كُنتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلَامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ

Terjemahan

Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.

Tafsir (Ibnu Katsir)

Tafsir Surat Ali-‘Imran: 42-44

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “”Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Wahai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”” Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.

Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan khitab malaikat yang ditujukan kepada Maryam ‘alaihissalam atas perintah dari Allah subhanahu wa ta’ala yang isinya menyatakan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah memilihnya menjadi wanita yang terpilih, karena ibadahnya yang banyak, zuhudnya, kemuliaannya, dan kesuciannya dari semua kotoran dan godaan setan. Allah memilihnya kembali dari suatu waktu ke waktu yang lain karena kemuliaan yang dimilikinya berada di atas semua wanita di dunia (pada masanya). Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Az-Zuhri, dari Sa’id ibnul Musayyab sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (Ali Imran: 42) Bahwa sahabat Abu Hurairah pernah menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: Sebaik-baik wanita yang naik unta ialah wanita Quraisy, paling penyayang kepada anak semasa masih bayi, dan paling memelihara kehormatan diri suami, sedangkan Maryam binti Imran belum pernah naik unta sama sekali.

Tidak ada yang mengetengahkannya dari jalur ini selain Imam Muslim, karena sesungguhnya Imam Muslim telah meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Rafi’ dan Abdu ibnu Humaid; keduanya meriwayatkan hadits ini dari Abdur Razzaq. Hisyam ibnu Urwah meriwayatkan dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Ja’far, dari Ali ibnu Abu Thalib yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sebaik-baik wanitanya adalah Maryam binti Imran, dan sebaik-baik wanitanya adalah Khadijah binti Khuwailid. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadits yang semisal melalui Hisyam dengan lafal yang sama.

.”” Imam At-Tirmidzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Zanjawaih, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Qatadah, dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: Cukuplah bagimu dari wanita di dunia ini dengan Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiah istri Fir’aun. Hadits ini hanya diketengahkan oleh Imam At-Tirmidzi sendiri, dan ia menilainya shahih. Abdullah ibnu Abu Ja’far Ar-Razi menceritakan dari ayahnya bahwa Sabit Al-Bannani pernah menceritakan dari Anas ibnu Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: Sebaik-baik wanita di dunia ada empat orang, yaitu Maryam binti Imran, Asiah istri Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Rasulullah.

Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Mardawaih. Ibnu Mardawaih meriwayatkan pula dari jalur Syu’bah, dari Mu’awiyah ibnu Qurrah, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: Orang lelaki yang mencapai kesempurnaan banyak jumlahnya, tetapi dari kalangan wanita hanya ada tiga orang, yaitu Maryam binti Imran, Asiah istri Fir’aun, dan Khadijah binti Khuwailid. Sedangkan keutamaan Aisyah atas kaum wanita sama dengan keutamaan makanan Sarid atas makanan lainnya. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Adam Al-Asqalani, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Murrah; ia pernah mendengar Murrah Al-Hamdani menceritakan hadits berikut dari Abu Musa Al-Asy’ari yang menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: Telah mencapai kesempurnaan orang-orang banyak dari kalangan kaum lelaki, tetapi tidak ada yang mencapai kesempurnaan dari kalangan kaum wanita selain Maryam binti Imran dan Asiah istri Fir’aun.

Jamaah menceritakan pula hadits ini selain Imam Abu Dawud melalui berbagai jalur dari Syu’bah dengan lafal yang sama. Lafal yang diketengahkan oleh Imam Al-Bukhari adalah seperti berikut: Banyak dari kaum lelaki yang mencapai tingkat kesempurnaan, tetapi dari kalangan kaum wanita tidak ada yang mencapai tingkat kesempurnaan kecuali Asiah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran, dan sesungguhnya keutamaan Aisyah dibandingkan dengan wanita-wanita lainnya sama dengan keutamaan makanan Sarid di atas semua jenis makanan.

Kami memerincikan hadits ini berikut semua lafaznya dalam kisah Isa ibnu Maryam ‘alaihissalam di dalam kitab kami yang berjudul Al-Bidayah wan Nihayah. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala kembali menceritakan khitab para malaikat kepada Maryam, bahwa mereka memerintahkannya untuk banyak melakukan ibadah, khusyuk, rukuk, dan sujud serta membiasakan diri beramal, karena Allah subhanahu wa ta’ala hendak menganugerahkan kepadanya suatu perkara yang telah ditakdirkan-Nya untuk dia. Anugerah tersebut merupakan batu ujian baginya dan meninggikan derajatnya di dua negeri (dunia dan akhirat). Melalui dirinya Allah akan menampilkan kekuasaan-Nya yang besar, yaitu Allah akan menciptakan darinya seorang anak tanpa ayah.

Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Wahai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. (Ali Imran: 43) Yang dimaksud dengan al-qunut ialah taat dengan penuh kekhusyukan, seperti pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya: Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk. (Ar-Rum: 26) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Amr dan Ibnul Haris, bahwa Darij yang dikenal dengan sebutan Abus Samh pernah menceritakan hadits berikut kepadanya, dari Abul Haisam, dari Abu Sa’id, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah bersabda: Setiap kalimat yang ada di dalam Al-Qur’an disebut di dalamnya lafal al-qunut, artinya taat.

Ibnu Jarir meriwayatkannya pula melalui jalur Ibnu Luhai’ah dari Darij dengan lafal yang sama, tetapi di dalam hadits ini terkandung nakarah (predikat mungkar). Mujahid mengatakan bahwa Maryam ‘alaihissalam selalu berdiri (melakukan ibadah) sehingga kedua telapak kakinya bengkak-bengkak. Al-qunut artinya rukuk yang lama di dalam shalat, yakni karena mengamalkan perintah yang terkandung di dalam firman-Nya: Wahai Maryam, berqunutlah kepada Tuhanmu. (Ali Imran: 43) Al-Hasan mengatakan bahwa makna uqnuti lirabbiki ialah sembahlah Tuhanmu.

sujudlah dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk. (Ali Imran: 43) Yakni jadilah kamu salah seorang dari mereka yang rukuk. Al-Auza’i mengatakan bahwa Maryam tetap tinggal di dalam mihrabnya seraya rukuk, sujud, dan berdiri, hingga air kuning keluar dari telapak kakinya. Semoga Allah melimpahkan keridaan-Nya kepadanya dan memberinya pahala yang memuaskan. Al-Hafidzh Ibnu Asakir menyebutkan di dalam kitab Turjumah melalui jalur Muhammad ibnu Yunus Al-Kadimi (yang masih diragukan), telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Bahr ibnu Barri, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Al-Auza’i, dari Yahya ibnu Abu Kasir sehubungan dengan firman-Nya: Wahai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu dan sujudlah (kepada-Nya). (Ali Imran: 43) bahwa Maryam terus-menerus melakukan sujud hingga air kuning turun ke kedua matanya.

Ibnu Abud Dunya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Damrah, dari Syauzab yang mengatakan bahwa Maryam ‘alaihissalam selalu mandi di setiap malamnya. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam sesudah memaparkan kepadanya dengan jelas semua kisah tersebut, yaitu: Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad). (Ali Imran: 44) Yang dimaksud dengan wahyu ialah kisah yang diceritakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal kamu tidak hadir beserta mereka. (Ali Imran: 44) Yakni kamu, wahai Muhammad, tidaklah bersama mereka. Karena itu, lalu kamu dapat menceritakan kepada mereka kejadian yang engkau saksikan. Melainkan Allah memperlihatkannya kepadamu hal tersebut, seakan-akan kamu ikut hadir dan menyaksikan apa yang terjadi di antara mereka ketika mereka melakukan undian perihal Maryam, yakni siapakah di antara mereka yang akan memelihara Maryam.

Demikian itu dilakukan karena keinginan mereka untuk mendapat pahala Allah subhanahu wa ta’ala Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Husain, telah menceritakan kepadaku Hajaj, dari Ibnu Juraij, dari Al-Qasim ibnu Buzzah, bahwa ia telah menceritakan kepadanya dari Ikrimah, juga dari Bakar, dari Ikrimah yang menceritakan bahwa Maryam dikeluarkan dari kemahnya, lalu dibawa ke tempat Banil Kahin, keturunan Harun, saudara Musa ‘alaihissalam Ketika itu mereka sedang mengecat bagian dari Baitul Maqdis yang letaknya lurus dengan Ka’bah.

Lalu ibu Maryam berkata kepada mereka, ‘Terimalah oleh kalian bayi nazirah ini, karena sesungguhnya aku telah menazarkannya untuk berkhidmat pada Baitul Maqdis. Sedangkan dia adalah bayi perempuan, dan tidak boleh ada orang berhaid yang masuk masjid, tetapi aku tidak akan membawanya kembali pulang ke rumahku.”” Mereka menjawab, “”Ini adalah anak perempuan imam kita Imran adalah imam shalat mereka dan pemimpin kurban kami,”” Maka Zakaria berkata, “”Serahkanlah dia kepadaku, karena sesungguhnya bibi bayi itu adalah istriku.”” Mereka berkata, “”Kami belum puas, mengingat dia adalah anak perempuan imam kami.”” Yang demikian itu terjadi ketika mereka akan melakukan undian dengan pena-pena yang biasa mereka gunakan untuk menulis kitab Taurat, dan ternyata undian yang keluar adalah pena milik Zakaria ‘alaihissalam

Akhirnya ia memelihara Maryam. Ikrimah menceritakan pula, begitu juga As-Suddi, Qatadah, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang, kisah sebagian dari mereka dimasukkan ke dalam kisah sebagian yang lain, bahwa mereka pergi ke Sungai Yordan, lalu melakukan undian di sungai tersebut, dengan ketentuan bahwa mereka diharuskan melempar pena-pena mereka ke dalam sungai itu.

Barang siapa yang penanya tetap bertahan melawan arus air, maka dialah yang bakal memelihara Maryam. Lalu mereka melemparkan penanya masing-masing, tetapi semuanya hanyut dibawa oleh arus air sungai, kecuali pena milik Zakaria yang tetap berada di tempatnya. Menurut suatu pendapat, pena Zakaria justru bergerak melawan arus air. Selain itu Zakaria adalah pemimpin dan penghulu mereka, juga orang yang paling alim di antara mereka, serta imam dan nabi mereka.

Sumber : learn-quran.co

Ali Imran :: Indeks Tema Ali Imran :: Daftar Surat :: Ibnu Katsir

Ayo bagikan sebagai sedekah…

Baca juga : 


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

BUKU TES TNI POLRI AKMIL AKPOL 2024
Hello. Add your message here.