Tafsir Surat Ali Imran Ayat 113, 114, 115, 116, 117

Yuk bagikan infonya...

Ilustrasi | Google

Ali Imran | Daftar Surat | Ibnu Katsir

Surat Ali Imran Ayat 113-117 

لَيسوا سَواءً مِن أَهلِ الكِتابِ أُمَّةٌ قائِمَةٌ يَتلونَ آياتِ اللَّهِ آناءَ اللَّيلِ وَهُم يَسجُدونَ

“Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang)” QS. Ali Imran : 113

يُؤمِنونَ بِاللَّهِ وَاليَومِ الآخِرِ وَيَأمُرونَ بِالمَعروفِ وَيَنهَونَ عَنِ المُنكَرِ وَيُسارِعونَ فِي الخَيراتِ وَأُولئِكَ مِنَ الصّالِحينَ

“Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh” QS. Ali Imran : 114

وَما يَفعَلوا مِن خَيرٍ فَلَن يُكفَروهُ وَاللَّهُ عَليمٌ بِالمُتَّقينَ

“Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa” QS. Ali Imran : 115

إِنَّ الَّذينَ كَفَروا لَن تُغنِيَ عَنهُم أَموالُهُم وَلا أَولادُهُم مِنَ اللَّهِ شَيئًا وَأُولئِكَ أَصحابُ النّارِ هُم فيها خالِدونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” QS. Ali Imran : 116

مَثَلُ ما يُنفِقونَ في هذِهِ الحَياةِ الدُّنيا كَمَثَلِ ريحٍ فيها صِرٌّ أَصابَت حَرثَ قَومٍ ظَلَموا أَنفُسَهُم فَأَهلَكَتهُ وَما ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلكِن أَنفُسَهُم يَظلِمونَ

“Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” QS. Ali Imran : 117

Tafsir Ibnu Katsir

Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada segolongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (shalat). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, baik harta mereka maupun anak-anak mereka sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikit pun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya.

Allah tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Ibnu Abu Nujaih mengatakan bahwa Al-Hasan ibnu Abu Yazid Al-Ajali meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud sehubungan dengan firman-Nya: Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus. (Ali Imran: 113) Menurut dugaannya, Ahli Kitab tidak sama dengan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal yang sama diriwayatkan pula oleh As-Suddi. Pendapat ini diperkuat dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad ibnu Hambal di dalam kitab Musnad-nya.

Disebutkan bahwa: telah menceritakan kepada kami Abun Nadr dan Hasan ibnu Musa; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari ‘Ashim, dari Zur, dari Ibnu Mas’ud yang menceritakan bahwa Rasulul-lah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan shalat Isya, kemudian beliau keluar menuju masjid, tiba-tiba beliau melihat orang-orang sedang menunggu shalat (berjamaah), lalu beliau bersabda: Ingatlah, sesungguhnya tidak ada seorang pun dari pemeluk agama ini yang masih berzikir kepada Allah saat ini selain kalian. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa lalu turunlah ayat-ayat berikut, yaitu mulai dari firman-Nya: Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab. (Ali Imran: 113) Sampai dengan firman-Nya: Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 115) Tetapi pendapat yang terkenal di kalangan kebanyakan ulama tafsir menurut apa yang dikatakan oleh Muhammad ibnu Ishaq dan lain-lainnya yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas ayat ini diturunkan berkenaan dengan para rahib yang beriman dari kalangan Ahli Kitab, seperti Abdullah ibnu Salam, Asad ibnu Ubaid, dan Sa’labah ibnu Syu’bah serta lain-lainnya.

Dengan kata lain, tidaklah sama orang-orang yang disebutkan di atas dari kalangan Ahli Kitab yang dicela dengan mereka dari kalangan Ahli Kitab yang masuk Islam. Karena itulah maka dalam ayat ini disebutkan: Mereka tidak sama. (Ali Imran: 113) Artinya, semua Ahli Kitab itu tidaklah sama, bahkan sebagian dari mereka ada yang mukmin (masuk Islam) dan ada pula yang jahat. Untuk itu disebut dalam firman berikutnya: Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus. (Ali Imran: 113) Yakni menegakkan perintah Allah, taat kepada syariat-Nya, dan mengikuti Nabi-Nya.

Maka mereka adalah orang-orang yang berlaku lurus. mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedangkan mereka juga bersujud (shalat). (Ali Imran: 113) Yaitu melakukan ibadah di malam hari, banyak bertahajud dan membaca Al-Qur’an dalam shalat mereka Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. (Ali Imran: 114) Mereka adalah orang-orang yang disebutkan di dalam akhir surat Ali Imran ini melalui firman-Nya: Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedangkan mereka berendah hati kepada Allah.(Ali Imran: 199), hingga akhir ayat.

Karena itulah dalam ayat ini disebutkan: Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya. (Ali Imran: 115) Artinya, pahala kebajikan yang mereka lakukan tidak akan hilang di sisi Allah, bahkan Allah akan memberikannya kepada mereka dengan balasan pahala yang sangat berlimpah. dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 115) Yakni tiada suatu amal pun yang samar (tidak kelihatan) bagi-Nya, dan tidak akan ada yang tersia-sia di sisi-Nya pahala orang yang berbuat baik dalam amalnya.

Selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan perihal orang-orang yang ingkar dari kalangan kaum musyrik melalui firman-Nya: Harta mereka maupun anak-anak mereka sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikit pun. (Ali Imran: 116) Yakni semuanya itu tidak dapat menolak pembalasan Allah maupun azab-Nya dari diri mereka, jika Allah menghendaki hal tersebut terhadap mereka. Dan mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Ali Imran: 116)

Selanjutnya Allah subhanahu wa ta’ala membuat suatu perumpamaan tentang apa yang dinafkahkan oleh orang-orang kafir dalam kehidupan di dunia ini. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Mujahid, Al-Hasan, dan As-Suddi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin. (Ali Imran: 117), yang dimaksud dengan sirrun ialah dingin yang sangat, demikianlah menurut pendapat Ibnu Abbas, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan lain-lainnya, sedangkan menurut ‘Atha’, sirrun ialah dingin yang disertai dengan es (salju).

Disebut pula dari Ibnu Abbas dan Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: yang mengandung panas yang sangat. (Ali Imran: 117), yakni api, makna ini merujuk kepada makna yang pertama, karena sesungguhnya cuaca yang sangat dingin terlebih lagi dibarengi dengan salju dapat mematikan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, sama halnya dengan api membakar sesuatu.

Yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya (Ali Imran: 117), yaitu membakarnya. Dengan kata lain, apabila hama menimpa kebun atau sawah yang telah tiba masa petik dan panen, lalu hama tersebut merusak dan menghancurkan semua buah-buahan atau tanaman yang ada padanya, sehingga hasilnya tidak ada, padahal pemiliknya sangat memerlukannya. Demikian pula halnya nasib orang-orang kafir. Allah menghapus pahala semua amal kebaikan mereka ketika di dunia hingga mereka tidak dapat memetik buahnya.

Perihalnya sama dengan lenyapnya buah-buahan dari lahan atau kebun tersebut karena dosa-dosa yang dilakukan oleh pemiliknya. Demikianlah nasib yang akan mereka alami, karena mereka membangun amal perbuatannya tanpa fondasi dan tiang penyangga. Allah tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri (Ali Imran: 117).

Sumber : tafsir.learn-quran.co

Yuk bagikan sebagai sedekah…


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

INFINIX HOT 40PRO NFC RAM 12GB MEMORI 256GB
Hello. Add your message here.