Mendidik Anak dengan Acaman Sebaiknya Dihindari, Anak Terbiasa Diancam Akan Tumbuh Menjadi Anak yang Tidak Punya Kepercayaan Diri dan Cenderung Memberontak
Menghadapi anak yang sedikit susah diatur memang memusingkan bahkan tak jarang hal itu justru sedikit menjengkelkan. Namun perilaku mengancam meski secara halus maupun kasar tidak dibenarkan. Bermaksud mendisiplinkan anak atau agar anak menuruti kehendak orangtua, tanpa sadar kita sebagai orang dewasa mengeluarkan ancaman atau menakut-nakuti.
Ancaman memang efektif agar membuat anak mau menuruti semua perintah orangtua, namun hal itu hanya bersifat sementara. Karena didasari pada rasa takut bukan kesadaran anak semata. Dan kelak jika si anak sudah mulai mengerti ia akan merasa dibohongi.
ANAK YANG TERBIASA DIANCAM AKAN TUMBUH MENJADI ANAK YANG TIDAK PUNYA KEPERCAYAAN DIRI, MUDAH TAKUT, ATAU SEBALIKNYA CENDERUNG MEMBERONTAK
Menurut Adele Faber, penulis buku How to Talk so Kids Will Listen and Listen so Kids Will Talk, ancaman adalah bentuk rasa tidak percaya orangtua atas kemampuan anak untuk mengatur hidupnya, sehingga butuh ada ancaman untuk memastikan anak melakukan tugas-tugasnya. Lebih jauh lagi Adele mengemukakan, anak yang terbiasa diancam akan tumbuh menjadi anak yang tidak punya kepercayaan diri, mudah takut, atau sebaliknya cenderung memberontak.
HATI-HATI ANCAMAN PADA ANAK USIA 2-12 TAHUN KARENA SEMUA ANCAMAN ITU TEREKAM, TERMASUK YANG NEGATIF
Usia 2-12 tahun adalah periode yang paling menentukan pada perkembangan aspek emosional anak. Ini karena pada periode ini merupakan masa pembentukan ego dan self-esteem. Anak menyerap banyak informasi tetapi belum punya keterampilan untuk menata atau memilih pengalaman itu. Sehingga semua ancaman itu terekam, termasuk yang negatif.
SERING MENERIMA ANCAMAN, ANAK BISA MENGETAHUI POLA ORANG TUANYA MENDIDIKNYA, LAMA KELAMAAN MALAH MENGENDALIKAN POLA ASUH ORANG TUANYA
Selain itu, anak sangat pandai dalam mempelajari pola orang tuanya; dia tidak hanya bisa mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat membelokkan pola atau malah mengendalikan pola orang tuanya. Hal ini terjadi bila kita sering menggunakan ancaman dengan kata-kata,namun setelah itu tidak ada tindak lanjut atau mungkin kita sudah lupa dengan ancaman-ancaman yang pernah kita ucapkan
APA YANG SEBAIKNYA YANG ORANG TUA HARUS LAKUKAN ORANGTUA AGAR TIDAK PERLU MENGANCAM?
Kita tidak perlu berteriak-teriak dan mengancam seperti itu. Dekati anak, hadapkan seluruh tubuh dan perhatian kita padanya. Tatap matanya dengan lembut, namum perlihatkan ekspresi kita tidak senang dengan tindakan yang mereka lakukan. Sikap itu juga dipertegas dengan kata-kata, “Sayang, Papa/Mama mohon supaya kamu boleh meminjamkan mainan ini pada adikmu. Papa/Mama akan makin sayang sama kamu.”
Tidak perlu dengan ancaman atau teriaka-teriakan. Atau kita bisa juga menyatakan suatu pernyataan yang menjelaskan suatu konsekuensi, misal “Sayang, bila kamu tidak meminjamkan mainan in ke adikmu,Papa/Mama akan menyimpan mainan ini dan kalian berdua tidak bisa bermain. Mainan akan Papa/Mama keluarkan, bila kamu mau pinjamkan mainan itu ke adikmu. Tepati pernyataan kita dengan tindakan. (sayangianak)
Artikel lainnya :
Anak adalah Cermin dari Orang Tuanya, 12 Hal yang Baik Dapat Dilakukan agar Ditiru Anak
Kesalahan Strategi Dalam Mendisiplinkan Anak dan Solusinya
Anak Kurang Perhatian Penyebab Anak Susah Diatur? Ini 9 Tips Atasi Anak yang Susah Diatur
Ajajri Apa yang Harus Dilakukan si Kecil Ketika Berada di Rumah Temannya
Tips Mengenali Minat Anak Di Usia Emas
7 Cara Mendidik Anak agar Tidak Menjadi Individu yang Materialistis
Baca juga :