Kesetiaan Amal Menemani Kita Sampai Hari Kiamat 

Yuk bagikan infonya...

Ilustrasi/Google

Kesetiaan Amal Menemani Kita Sampai Hari Kiamat

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « يَتْبَعُ الْمَيْتَ ثلَاثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ اِثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ: يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Anas radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Ada tiga hal yang mengikuti orang yang meninggal: keluarga, harta dan amalnya, kemudian yang dua kembali (pulang bersama para penghantar jenazah) dan hanya satu yang bersamanya; keluarga dan hartanya kembali dan yang tinggal (tetap menyertainya) adalah amalnya.” (HR. Al-Bukhari, no. 6514 & Muslim, no. 2960).

Faedah Hadist

Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya:

1. Faedah berharga bahwa semua kehidupan setiap insan dunia ini akan kembali meninggalkannya, tidak ada satu pun yang bersamanya di kubur.

Harta dan anak adalah perhiasan dunia yang akan meninggalkannya, siapakah yang akan menemaninya?, hanya satu yaitu amalnya.

2. Hendaknya kita memprioritaskan sahabat yang akan menemani kita hingga hari kiamat, bersungguh-sungguh untuk menunaikan amal shalih ini dengan ketulusan dan cara yang disyariatkan.

Amalan inilah yang setia menemani kita ketika kita ditinggalkan oleh keluarga, anak-anak yang kita cintai dan harta yang dibanggakan.

3. Kandungan hadis ini juga mengajarkan keutamaan sikap zuhud dan anjuran hidup sederhana.

Pesan dan nasihat seperti ini sangat penting, karena sebagai penyeimbang dan bisa menjadi rem pengendali diri dalam menyikapi perkembangan kehidupan dunia saat ini yang cenderung materialisme dan hedonisme, lupa akan tujuan akhir pada kehidupan akhirat yang sesungguhnya.

4. Perbandingan kedudukan antara keluarga, harta benda, dan amal ibadah.Ternyata yang sangat bermanfaat dan diperlukan hakekatnya untuk keselamatan dunia dan akhirat semenjak dalam alam kubur adalah amal ibadah itu sendiri.

Terbukti, keluarga seperti istri, anak, cucu, atau orang tua dan lainnya, serta harta berupa fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam prosesi pemakaman, semuanya akan kembali ke rumah dan akan sibuk dengan diri dan dunianya masing-masing, bahkan sibuk dengan urusan harta warisan.

Mereka tidak mampu memberi pertolongan kepada orang yang sudah meninggal.

5. Peringatan pada setiap manusia agar mengurus dan mencintai keluarga seperti istri, suami, anak, dan lainnya jangan berlebih-lebihan, apalagi sampai menjadi penyebab kelalaian dalam menjalankan ibadah.

Demikian juga dalam mengurus dan sibuk mengumpulkan harta kekayaan jangan berlebih-lebihan jangan sampai karena sibuk dan ambisi mengejar kenikmatan dan kemewahan dunia menjadi penyebab lalai dalam beribadah.

6. Pelajaran yang sangat berharga agar keluarga itu seharusnya menjadi lahan dan sarana yang akan mempermudah dan memperbanyak amal ibadah, dengan cara anak, istri, suami atau lainnya dibekali dengan pendidikan agama sejak dini sehingga mereka inilah yang akan selalu mendoakan dan memohon ampunkan bagi keluarganya yang sudah meninggal dunia.

Jadi, keluarga seperti ini menjadi amal ibadah yang ikut menemani dalam kuburnya. Demikian juga, harta kekayaan yang dikelola dan dipergunakan kepada jalan yang diridhai Allah Ta’ala akan menjadi amal ibadah jariyah yang ikut menemani dan memberikan rasa kenyamanan dalam kuburnya biiznillah.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Referensi Utama:
Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin, & Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.

Sumber : Bimbingan Islam


Yuk bagikan infonya...

About Auther:

Info Biografi

INFINIX HOT 40PRO NFC RAM 12GB MEMORI 256GB
Hello. Add your message here.